Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) menggencarkan pembangunan tangki septik komunal untuk meningkatkan jumlah kelurahan yang bebas buang air besar sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF).

Hingga kini, terdapat 13 dari total 56 kelurahan di Jakbar yang sudah dinyatakan ODF.

"Yang bisa dikerjakan sekarang ini adalah Pemkot Jakbar di bawah Pak Wali memang mendorong untuk pelaksanaan pembangunan 'septic tank' komunal," ujar Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakbar, Erizon Safari pada Rabu.

Pembangunan tangki septik komunal tersebut, kata Erizon, dapat bersumber dari dana pemerintah ataupun swasta.

"Ya bisa saja bersumber dari dana pemerintah maupun menggandeng sektor privat maupun swasta lain-lainnya," kata Erizon.

Beberapa kelurahan yang sedang fokus dalam pembangunan tangki septic komunal tersebut adalah Jatipulo, Rawabuaya, Kemanggisan dan beberapa kelurahan lain.

"Mungkin ini lagi agak kencang kita agak banyak tuh di Jatipulo juga ada. Itu mungkin sekian di Rawabuaya juga kita lagi kita dorong," kata Erizon.

Adapun pembangunan tangki septik tersebut diprioritaskan pada kelurahan yang akses tangki septiknya sedikit dan juga kelurahan yang sedikit lagi menuju ODF.

"Jadi mungkin prioritasnya ada berapa sudut pandang. Pertama untuk yang memang aksesnya paling sedikit. Yang kedua mungkin yang tinggal sedikit lagi untuk jadi ODF," kata Erizon.

Lebih lanjut, kata Erizon, pembangunan tangki septik juga merupakan upaya menekan angka tengkes pada balita karena berkaitan dengan sanitasi.

"Kita harus sadar juga bu, ada kondisi yang sebagai penyebab tidak langsung terjadi stunting seperti sanitasi maupun akses air bersih dan kesehatan lingkungan.

Jadi kalau air bersihnya tidak baik, warga susah mengakses air bersih ataupun air lingkungannya tercemar," kata Erizon.

Dengan sanitasi yang buruk, ada resiko balita untuk terserang gangguan pencernaan seperti diare, cacingan.


"Ataupun mungkin air minumnya tercemar dengan kotoran manusia sehingga ada kuman E. Coli yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Kalau terjadi gangguan pencernaan yang berlangsung lama, maka tentu saja penyerapannya akan bermasalah pada anak tersebut sehingga dapat berdampak ke stunting," kata dia.

Di Jakbar, kata Erizon, terdapat 1.306 balita yang terindikasi stunting.


"Kalau Jakbar, kita lihat dari total balita 75 ribu sekian ya, kita tercatat sekitar 1.306 balita terindikasi stunting atau dengan prevalensi 1,73 persen," kata Erizon.

Ia mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga sanitasi dengan buang air dengan benar.


"Yang paling gampang adalah bagaimana warga dihimbau apabila mampu untuk segera membuat septic tank sendiri. Itu mungkin jauh lebih meringankan pemerintah. Tapi untuk warga yang tidak mampu tentu saja bisa disiasati dengan dibuatkan. Itu yang diupayakan oleh Pak Wali Kota dengan 'septic tank' komunal," kata Erizon.

Baca juga: Jakbar terkendala lahan untuk buat tangki septik komunal

Baca juga: Jakbar cari kolaborator untuk pembuatan tangki septik di Cengkareng

Baca juga: Jakbar survei lokasi tangki septik untuk wujudkan kota bebas BABS


Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023