Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama pihak terkait merenovasi rumah tak layak huni milik 11 Kepala Keluarga (KK) di Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.
 
"Ada 11 KK yang memiliki rumah tidak layak huni dan kami akan memperbaikinya," kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono usai meninjau lokasi rumah yang tak layak huni di Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis.

Luas masing-masing hunian, yaitu 18 meter persegi (m2) dan nantinya dibangun empat lantai. "Setiap unit ada toilet, ruang cuci, kamar layak huni dan nanti setelah dibangun (penghuni) bisa merawat masing-masing rumah tersebut," katanya.
 
Renovasi permukiman ini direncanakan sebagai "Rumah Sehat" dengan sejumlah indikator seperti mendapatkan pencahayaan yang cukup, memiliki sirkulasi udara yang bagus, mempunyai sistem sanitasi yang memadai dan tersedia air bersih.
 
Heru juga mengapresiasi kerja sama warga, pihak pemangku kepentingan terkait (stakeholder) serta pemerintah pusat yang bersama-sama mewujudkan perencanaan renovasi hunian tersebut.

Baca juga: Heru serahkan kunci rumah warga hasil Program Bebenah Kampung
 
Bahkan, Kantor Wilayah (Kanwil) Badan Pertanahan Nasional (BPN) DKI Jakarta juga membantu dalam urusan agraria sehingga penghuni bisa mendapatkan hak dalam kepemilikan lahan.
 
"Ini adalah keinginan warga karena ada kemauan atas perubahan dalam memperbaiki taraf kehidupan yang layak," katanya.

Dia juga berterima kasih kepada Kanwil BPN yang membantu sistem 'strata title' (bentuk kepemilikan yang dirancang untuk apartemen blok multilevel dan subdivisi horizontal), masing-masing memiliki hak yang sama," kata Heru.
 
Saat revitalisasi berlangsung, warga diberikan tempat tinggal sementara sampai pengerjaannya rampung. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada warga sejak dimulainya renovasi agar tetap mendapatkan hunian.
 
"Mereka diberikan kontrakan untuk sementara waktu, sampai selesai pengerjaannya sekitar tujuh bulanan. Mereka memahami dan itu keinginannya juga," kata Heru.
 
 
Suasana rumah tak layak huni di kawasan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (23/11/2023). (ANTARA/Siti Nurhaliza)

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah memulai program perbaikan rumah di wilayah Palmerah, Jakarta Barat.
 
Salah satu warga Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, bernama Eta Zulkifli (56) bersyukur mendapatkan bantuan rehabilitasi rumah dari Pemprov DKI Jakarta. Hal itu mengingat rumah yang telah dia tempati lebih dari 40 tahun itu atapnya sudah bocor, temboknya rapuh dan rentan ambruk.
 
"Terima kasih saya kepada Pak Gubernur DKI Jakarta, pihak Yayasan Buddha Tzu Chi, juga semuanya yang telah membangun rumah saya supaya bagus dengan layak. Kalau tidak ada bantuan ini, siapa yang mau bangun? Sekali lagi terima kasih," kata Eta.
 
Sedangkan warga lainnya bernama Irma (44) menyebutkan, pembangunan akan dimulai secepatnya. "Beliau (Heru) bilangnya secepatnya, malah katanya kalau bisa abis lebaran kita sudah bisa mennempati. Targetnya seperti itu," ujar Irma.

Baca juga: Renovasi rumah pada program "Jumat Berfaedah" diresmikan
 
Irma menyebutkan, warga juga diberikan kebebasan untuk mencari kontrakan. Setelah dapat kontrakan, warga diminta lapor sekaligus menyebutkan nominal kontrakan tersebut.
 
Adapun bangunan yang akan direnovasi seluas 222 m2 ini mengusung konsep rumah susun empat lantai. Pada hunian tersebut, akan disediakan pula fasilitas penunjang aktivitas penghuni seperti taman bermain anak, Ruang Terbuka Hijau (RTH), ruang bersosialisasi hingga ruang untuk berusaha.
 
Turut hadir mendampingi Heru antara lain Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta Retno Sulistyaningrum, Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta Premi Lasari, Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Chaidir serta Kepala Kanwil BPN DKI Jakarta Wartomo.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023