Pemberdayaan UMKM khususnya dalam suplai (pengadaan) dinilai perlu dilakukan untuk pencapaian pembangunan berkesinambungan di kawasan Asia Pasifik.Usulan itu mendapat dukungan dari ekonom di APEC,"
Medan (ANTARA News) - Ekonom APEC mendukung usulan Indonesia tentang pemberdayaan usaha kecil dan menengah untuk mengatasi "adverse impact" atau dampak negatif dari liberalisasi dan integrasi ekonomi di kawasan Asia Pasifik.

"Pemberdayaan UMKM khususnya dalam suplai (pengadaan) dinilai perlu dilakukan untuk pencapaian pembangunan berkesinambungan di kawasan Asia Pasifik.Usulan itu mendapat dukungan dari ekonom di APEC," kata Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo, di Medan, Jumat.

Dia mengatakan itu mengenai Committee on Trade and Investment (CTI) pada Third APEC Senior Officials Meeting (SOM III) and Related Meetings.

Menurut dia, usulan itu (pemberdayaan UMKM) untuk memaksimalkan skim APEC,

Dia menegaskan, liberalisasi dan konektivitas memang sudah menjadi keharusan dan dipastikan memajukan perekonomian, tetapi dari integrasi itu harus difikirkan dampak negatif bagi kalangan tertentu seperti UMKM dan termasuk pebisnis pemula.

Termasuk juga harus difikirkan "the vulnerable gaps (rentan kesenjangan) antara negara maju, negara berkembang dan kurang berkembang.

"Oleh karena itu integrasi ekonomi harus dibarengi upaya mengatasi "adverse impacts" agar ekonomi APEC dapat lebih `resilient` (kuat) menghadapi tantangan dan pembangunan dapat bersifat sustainable (berkesinambungan),"katanya.

Kemmpuan menghadapi tantangan dan bisanya menciptakan pembangunan berkesinambungan tentunya bukan saja bermanfaat bagi perekonomian di kawasan Asia Pasifik tetapi juga dunia.

Menurut dia, pemerintah Indonesia melihat bahwa APEC ke depan tidak hanya akan menjadi basis produksi, tetapi juga basis konsumsi dan karena Indonesia dengan penduduk yang besar dan perekonomian yang bagus dinilai menjadi pasar yang potensial.

"Karena itu, Indonesia harus memperkuat sisi penawaran agar pasar domestik Indonesia dapat diisi produk-produk buatan dalam negeri, bukan impor,"katanya.
(E016/S006)

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013