Yogyakarta atau Sleman bisa seperti hari ini 'kan proses yang panjang ya. Kalau Banyumas 'kan baru, belum lama ya.
Purwokerto (ANTARA) - Ketua DPRD Kabupaten Banyumas Budhi Setiawan menilai pemerintah daerah setempat bisa mencontoh hal-hal positif yang dilakukan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam mengelola sektor pariwisata.

"Yogyakarta atau Sleman bisa seperti hari ini 'kan proses yang panjang ya. Kalau Banyumas 'kan baru, belum lama ya," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.

Budhi mengatakan hal itu terkait dengan hasil studi komparatif yang dilakukan DPRD Kabupaten Banyumas bersama beberapa perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) setempat ke Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman pada Jumat (24/11).

Baca juga: Pemkab Gunungkidul temu bisnis menarik investasi sektor pariwisata

Ia mengakui dalam kegiatan tersebut, pihaknya mendapatkan penjelasan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman mengenai pengalaman wilayah itu hingga bisa seperti  sekarang.

Dengan fasilitas yang sudah lengkap di wilayah Yogyakarta, kata dia, semuanya berefek pada pusat kegiatannya yang ada di Sleman semua.

"Coba kalau kita bandingkan antara Sleman dan Kulon Progo serta Gunung Kidul 'kan jauh sekali bedanya, dan secara geografis memang lebih diuntungkan," katanya.

Menurut dia, Banyumas jika dibandingkan dengan kabupaten sekitar seperti Cilacap, Kebumen, Banjarnegara, dan Purbalingga tidak menutup kemungkinan diuntungkan juga.

Oleh karena itu, kata dia, Banyumas juga harus berpikir ke arah sana dengan memanfaatkan posisi dan fasilitas yang ada.

"Jadi, orang boleh berkegiatan dari luar kota, nanti menginapnya di Purwokerto. Banyak pejabat di sana, membelanjakannya di Purwokerto, harapannya," kata Wakil Bupati Banyumas periode 2013-2018 itu.

Ia mengatakan hal itu bukan berarti "mematikan" perekonomian wilayah tetangga, tetapi Banyumas tetap harus menyiapkan apa yang dibutuhkan oleh para wisatawan atau orang-orang yang berduit.

"Kita siapkan fasilitas yang lebih baik, harapan kami," katanya.

Baca juga: Menteri ATR: Tata ruang dan legalisasi tanah tingkatkan pariwisata

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas Wardoyo mengakui banyak hal positif yang dapat dipetik dari hasil studi komparatif ke Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, salah satunya peningkatan promosi potensi wisata.

"Kami akan melakukan peningkatan promosi dengan membentuk Badan Promosi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan di bidang pariwisata dan akademikus. Insya Allah peraturan bupatinya selesai tahun ini," katanya.

Selain itu, kata dia, kerja sama pelaku wisata di Banyumas dengan berbagai sektor termasuk biro perjalanan wisata seperti yang dilakukan di Sleman juga perlu ditingkatkan.

Bahkan dari paparan, lanjut dia, biro perjalanan mendapat perhatian yang cukup besar dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sleman.

"Biro perjalanan 'kan juga butuh komisi dari hotel, restoran, destinasi wisata, dan tempat-tempat lainnya agar bisa membawa wisatawan ke tempat itu," katanya.

Kendati demikian, dia mengakui dari semua itu yang tidak kalah penting adalah pemberdayaan masyarakat agar warga di sekitar destinasi tidak hanya menjadi penonton, tetapi bisa terlibat dalam pengembangan pariwisata setempat.

Baca juga: Bupati: Transportasi tradisional bisa menjadi daya tarik wisata Sleman

Saat menerima kunjungan studi komparatif yang dilakukan DPRD Kabupaten Banyumas, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Ishadi Zayid memaparkan berbagai upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) sektor pariwisata, promosi wisata, dan pembinaan terhadap desa wisata.

Dalam paparannya, Ishadi mengatakan Kabupaten Sleman tidak mengandalkan retribusi pariwisata, namun lebih ditujukan pada pajak hotel dan restoran.

Selain itu, pihaknya juga mengutamakan pemberdayaan masyarakat dengan melakukan pendampingan terhadap desa wisata.

Menurut dia, sektor pariwisata juga tidak harus berjalan sendiri tetapi perlu kolaborasi dengan beberapa sektor seperti kebudayaan dan olahraga.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023