Kejadian itu berlaku dengan sangat, sangat cepat"
San Francisco (ANTARA News) - Pada akhirnya ada jalan keluar mudah dari pesawat itu. Ekornya sirna, roda pendarat pesawat robek selagi masih dalam pendaratan.

Wen Zhang, duduk di bangku belakang Asiana Airlines bernomor penerbangan 214 dari Seoul, menunggu guncangan pada pesawat itu berhenti. Dia lalu merangkul anaknya yang masih berusia empat tahun, meraih tasny dan melangkah keluar di atas sorotan sinar mentari San Francisco.

"Kami hanya ingin segera keluar, berbaris dua banjar sampai lubang besar di ekor pesawat," cerita Zhang kepada wartawan di luar sebuah rumah sakit.

Pilot Lee Kang-kook berada di ruang kendali Boeing 777 saat pesawat memasuki Bandara Internasional San Francisco sekitar 11.30 pagi waktu setempat, setelah menempuh perjalanan sepuluh jam.

Bandara telah mematikan sistem navigasi yang menandakan segalanya aman, sementara cuaca pun bagus sekali. Ini adalah penerbangan pertama Lee bersama Boeing 777 ke San Francisco.

Dia sudah mengantongi hampir 10.000 jam terbang, namun baru 43 jam menerbangkan Boeing 777, kata Asiana seperti dikutip Reuters.  Duduk di sampingnya kopilot Lee Jeong-min yang sudah memiliki 3.000 jam terbang bersama 777.

Tak ada peringatan dari kokpit selama akan mendarat, namun sejumlah penumpang merasakan pesawat terbang terlalu rendah. Ketika kabin mulai bersiap mengantisipasi pendaratan, Eugene Rah membaca ada gejala bencana.

"Saya tahu pesawat terbang terlalu rendah," kata Rah dalam talkshow "Today" dari NBC.  Pesawat sudah menyentuh Teluk San Francisco Bay, dan Rah merasa laut terlalu dekat ke pesawat. "Saya sungguh telah bersiap dan sudah mengira bakal menghadapi tumbukan hebat. Dan gedebum, terjadilah itu."

Awak kabin tidak meminta pertolongan ke menara pengawas, kata Kepala Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Deborah Hersman dalam jumpa pers, menjelaskan data penerbangan dan rekaman pembicaraan kokpit dari pesawat serta rekaman menara pengawas.

Pesawat itu tiba dengan terbang lebih rendah dan tujuh detik sebelum tumbukan terjadi. Tiga detik kemudian, tongkat pengawas pesawat bergetar mengingatkan landasan telah dekat. Mesin pesawat, Pratt & Whitney, segera bereaksi.

Satu setengah detik kemudian, salah seorang awak meminta awak lainnya untuk membatalkan pendaratan guna memutar dan  mencoba melakukan pendaratan lagi.  Terlambat sudah. Yang pertama kali menghantam landasan adalah ekor, kata para penumpang. "Pesawat menabrak dinding pembatas dengan laut," kata Hersman seperti dikutip Reuters.

Lompat-lompat di sepanjang runway

Putaran mesin terdengar jelas oleh seorang penumpang bernama Benjamin Levy yang sudah menyangka pesawat tengah bermasalah.  Usai menghantam tanah, pesawat seperti berusaha menahan ledakan dari mesinnya sehingga mendongak.

"Kami kembali ke atas dan saya kira kami mungkin akan tinggal landas lagi.  Ternyata tidak, kami terhujam keras sekali dan terguncang," kata Levy kepada wartawan. "Seperti Six Flags," kata dia merujuk bentuk permainan. "Kami melompat-lompat sepanjang runway."

"Gedebum! Ujung belakang pesawat menghujam tanah, sementara sayap mendongak ke atas dan kepala semua orang terguncang-guncang. Lalu melayang sementara waktu, mungkin sejauh 300 yard, kemudian berbalik," kata penumpang bernama Elliott Stone kepada CNN.

Pesawat itu hampir terbalik 180 derajat, lalu mengeluarkan asap merah. 300 penumpang bergegas menuju pintu keluar.

"Semua orang tak percaya, berteriak. Kejadian itu berlaku dengan sangat, sangat cepat," kata Levy. Para penumpang beramai-ramai membuka pintu darurat.

Eretan-eretan menuju evakuasi darurat hilang entah kemana, begitu pula roda-roda pesawat, sehingga yang hanya bisa dilakukan penumpang adalah melompat, kata turis China bernama Fei Xiong.

Sejumlah penumpang meraih tasnya.  Api mulai membakar kabin, dan semua orang bergegas keluar dari pesawat.

Para petugas pemadam kebakaran tiba di pesawat tiga menit setelah tumbukan. "Mereka menyerbu pesawat, lalu menarik keluar setidaknya tujuh penumpang," kata Thomas O'Connor, Presiden Uni Pemadam Kebakaran San Francisco.

Stone, yang berdiri di tengah badan pesawat, selamat dari reruntuhan dan menantikan pertolongan. "20 menit kemudian, wanita ini muncul dari jarak sekitar 500 yard, terpincang-pincang berjalan," kata Stone said.  "Kami bergegas mendekati dan sepertinya ada lima orang lainnya yang tak terlihat siapapun."

Stone mengira mereka ini mungkin pramugari yang tumbang ketika ekor pesawat patah akibat tumbukan.

Kepala Bedah Rumah Sakit Umum San Francisco Margaret Knudson mengatakan dua pasien setidaknya menderita luka parah karena terseret-seret.

Penanganan cepat untuk korban luka parah yang memaksa diri berjalan setidaknya telah menyelamatkan dua nyawa, kata Knudson, yang menangani tiga pasien. Sejumlah penumpang luka parah pada perut, yang lain mengalami trauma dan patah tulang belakang.

Api melalap pesawat itu, membuat gosong interiornya dan melahap atap pesawat, membuka dalam kabin sehingga terlihat jelas dari luar, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013