Beijing (ANTARA) - Filipina dan Australia memulai patroli laut dan udara gabungan pertama mereka di Laut China Selatan pada Sabtu (25/11), beberapa hari setelah Manila melakukan langkah serupa dengan Amerika Serikat, dengan menyelesaikan patroli yang dimulai dari perairan dekat Taiwan.

"Hari ini menandai dimulainya Kegiatan Kerja Sama Maritim antara angkatan bersenjata kami dengan pasukan pertahanan mitra strategis kami, Australia," cuit Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada X.

Dia mengatakan pemerintahnya berusaha meningkatkan interoperabilitas bilateral dalam keamanan maritim dan kesadaran wilayah, menguji doktrin, protokol yang ada, dan meningkatkan efisiensi, serta membina kerja sama yang lebih erat antara angkatan bersenjata antar negara.

Kegiatan kerja sama maritim perdana dan kegiatan-kegiatan berikutnya adalah “manifestasi praktis dari pertumbuhan dan memperdalam kemitraan strategis dan pertahanan” antar negara, tambahnya.

Marcos mengatakan patroli gabungan itu menyoroti komitmen bersama untuk mendukung tatanan internasional berbasis aturan dan kawasan Indo-Pasifik yang lebih damai, aman, dan stabil.

Latihan tiga hari tersebut disusul pembahasan oleh Filipina dan Australia mengenai patroli bersama awal tahun ini.

Pekan ini, AS dan Filipina mengadakan patroli udara dan maritim bersama yang melibatkan angkatan udara dan angkatan laut kedua negara di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan, dan berakhir pada Kamis.

Laut China Selatan menjadi wilayah sengketa yang melibatkan konflik klaim pulau dan maritim di wilayah tersebut oleh beberapa negara berdaulat, meliputi China, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

Baca juga: Filipina ajukan CoC baru untuk wilayah sengketa Laut China Selatan
Baca juga: China kembali minta Filipina hentikan provokasi di Laut China Selatan
Baca juga: Filipina tuduh China lakukan penyusupan ke perairannya


Sumber: Anadolu

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023