Kerja sama China-Jepang-Korsel dapat menjangkau lebih dari sekadar Asia Timur dan berkontribusi terhadap perdamaian dan kesejahteraan....
Beijing (ANTARA) - Menteri luar negeri (menlu) dari China, Korea Selatan (Korsel), dan Jepang menyepakati untuk mempercepat persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Trilateral yang akan dihadiri para pemimpin dari ketiga negara.

"Ketiga pihak sepakat untuk menciptakan kondisi kondusif pertemuan para pemimpin China-Jepang-Korsel dan mempercepat persiapan pertemuan. Ketiga negara perlu bekerja sama ke arah yang sama dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk mencapai hasil positif bagi pertemuan para pemimpin negara," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam konferensi pers rutin di Beijing, China pada Senin (27/11).

Hal tersebut disampaikan terkait hasil dari pertemuan ke-10 menlu dari China, Korsel, dan Jepang yang diselenggarakan di Busan, Korsel pada Minggu (26/11) yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin, tengah, dan Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa.

"Ketiga pihak sepakat bahwa penting untuk mencapai konsensus para pemimpin negara, mencapai 'Visi Kerja Sama Trilateral untuk Dekade Berikutnya'," kata Wang Wenbin pula.

Pertemuan ketiga menlu tersebut adalah yang pertama dalam empat tahun terakhir.

"Prioritas utama adalah untuk terus menghormati pembangunan dan kepentingan masing-masing negara dalam semangat menatap masa depan, menjaga hubungan bilateral dan meletakkan dasar yang kuat untuk memulai kembali kerja sama trilateral secara komprehensif demi stabilitas dan kemajuan jangka panjang," ujar Wang Wenbin.

Sejumlah contoh kerja sama yang akan diperbaharui adalah memulai kembali perundingan perjanjian perdagangan bebas ketiga negara, kerja sama bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, menjaga rantai pasok tetap stabil dan lancar maupun memperluas akses lalu lintas masyarakat hingga bersama-sama mengatasi perubahan iklim.

"Ketiga negara perlu mengupayakan pembangunan bersama, terus membangun lebih banyak proyek kerja sama trilateral + X berdasarkan prinsip sukarela, kesetaraan, keterbukaan, saling menguntungkan, transparansi, keberlanjutan, serta mendorong pembangunan ramah lingkungan baik di dalam maupun di luar kawasan," kata Wang Wenbin pula.

Menurut Wang Wenbin, baik Menlu Park Jin maupun Menlu Yoko Kamikawa menyambut positif kemajuan kerja sama China-Jepang-Korsel, dan menyatakan bahwa ketiga negara adalah tetangga dekat sehingga kerja sama trilateral ini memiliki arti penting dan potensi yang sangat besar.

"Kerja sama China-Jepang-Korsel dapat menjangkau lebih dari sekadar Asia Timur dan berkontribusi terhadap perdamaian dan kesejahteraan di kawasan ini maupun dunia. Korea Selatan dan Jepang terbuka terhadap kerja sama China-Jepang-ROK + X agar dapat memberikan manfaat bagi lebih banyak masing-masing negara dan kawasan," ujar Wang Wenbin.

Dalam pertemuan itu, Wang Wenbin mengatakan Menlu Wang Yi juga mengungkapkan pemikiran bahwa ketiga negara perlu bertindak sebagai pelopor kerja sama Asia Timur, mendorong kerja sama Asia Timur melalui kerja sama antar ketiga negara, menjunjung tinggi regionalisme terbuka, menentang pertentangan masalah ideologis dan menolak blok-blok dalam kerja sama regional.

"Ketegangan yang terus berlanjut di Semenanjung Korea tidak menguntungkan pihak mana pun. Sangat penting untuk meredakan situasi, menciptakan kondisi yang diperlukan untuk melanjutkan dialog dan mengambil tindakan yang nyata," kata Wang Wenbin menambahkan.

Dalam pertemuan itu, Menlu Wang Yi juga menekankan bahwa China akan terus menjunjung tinggi kebijakan membangun persahabatan dan kemitraan dengan negara-negara tetangganya serta bekerja sama dengan Korsel dan Jepang untuk mengembalikan kerja sama trilateral ke jalur yang benar, mempertahankan pembangunan berkelanjutan yang sehat dan stabil, serta berkontribusi pada perdamaian dan kemakmuran regional dan global.

Pertemuan itu dilakukan hanya berselang lima hari setelah Korea Utara (Korut) dilaporkan berhasil meluncurkan satelit mata-mata pertama (satelit Malligyong-1) dari fasilitas peluncuran satelit Sohae pada Selasa (21/11) malam, sekitar pukul 22.42 waktu setempat dengan disaksikan langsung oleh Presiden Korut Kim Jong Un.

Pertemuan juga dilangsungkan saat Operator PLTN Fukushima, yaitu Tokyo Electric Power Company (TEPCO) pada 2 November 2023 memulai putaran ketiga pembuangan air limbah olahan PLTN Fukushima ke laut dengan membuang 7.800 ton air pendingin reaktor yang hancur setelah gempa dan tsunami 2011.

Sejak akhir Agustus 2023, TEPCO secara bertahap membuang air limbah setara 540 kolam renang Olimpiade yang disimpan di kompleks PLTN Fukushima-Daiichi.

Tindakan Jepang tersebut ditentang oleh China dengan menghentikan impor produk laut dari Jepang.
Baca juga: Aktivis Korsel tuntut kerja sama trilateral dengan Jepang dan AS
Baca juga: Luhut sampaikan proposal kerja sama trilateral hutan tropis ke Kongo

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023