Cisarua, Bogor (ANTARA News) - Lembaga konservasi ex-situ Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kembali menambah koleksi satwa yang tergolong sangat langka di dunia dengan lahirnya empat bayi harimau putih (panthera tigris-tigris). "Kelahiran kali ini menambah jumlah harimau putih yang ada di Taman Safari Indonesia menjadi 33 ekor," kata juru bicara TSI Cisarua, Nur Syamsiah, kepada ANTARA News di Bogor, Jumat. Ia menjelaskan, keempat bayi harimau putih itu lahir pada tanggal 16 Juni 2006 dan hingga kini masih terus dalam pengawasan para penjaga/pawang dan tim medis dari rumah sakit hewan di TSI guna memonitor perkembangannya secara menyeluruh. Empat bayi harimau putih itu lahir dari induk bernama Yuli, yang usianya sekitar enam tahun, dari hasil perkawinannya dengan Krisna, pejantan berusia sembilan tahun. Yuli melahirkan secara normal, dan bobot anak-anaknya sekira 900 gram per ekor pada saat lahir. Namun, seekor anak harimau tersebut yang bernama Angkasa ditolak oleh induknya, sehingga hingga kini dalam perawatan para penjaganya di rumah sakit satwa. Sementara itu, ketiga saudaranya masih dalam perawatan induknya, sehingga sulit sekali bagi para pawang untuk mendekati anak-anak harimau putih tersebut. Menurut dia, Angkasa yang berada di satu ruangan perawatan bayi harimau setiap harinya diberi susu khusus sampai usia tiga bulan, dan mulai usia 1,5 bulan diberi daging cincang untuk membantu pertumbuhan tubuhnya. Selain itu, para pawang juga memberikan vitamin. Nur Syamsiah menjelaskan, harimau putih merupakan satwa yang sangat langka di dunia. Dari informasi yang diperoleh, menurut dia, satwa liar itu pertama kali ditemukan pada tahun 1957 di hutan India oleh seorang raja bernama Rewa, yang kemudian membawa harimau putih tersebut ke istana dan diberi nama Mohan, yang dalam bahasa India berarti "sesuatu yang menakjubkan". Kemudian, harimau putih tersebut dikawinkan dengan harimau benggala loreng yang juga masih satu spesies, dan menghasilkan gen putih yang diberi nama Begum. Masyarakat India, meyakini bahwa harimau putih tersebut masih keturunan dewa. Nur Syamsiah mengemukakan, harimau putih juga menjadi salah satu koleksi kebanggaan TSI Cisarua, yang pertama kali didatangkan dari kebun binatang Cincinnati, Amerika Serikat (AS), pada 1989 yang kemudian diberi nama Srikandi untuk yang berkelamin betina. Beberapa bulan kemudian, TSI kembali mendatangkan pejantan yang diberi nama Manggala dari kebun binatang Minnesota, AS, dan keduanya ditempatkan di kebun binatang mini (Baby Zoo) berbentuk Istana Taj Mahal. Selanjutnya, kedua harimau itu dikawinkan, sehingga akhirnya Manggala dan Srikandi berhasil berkembangbiak dengan biak di TSI Cisarua. "Taman Safari Indonesia tidak bosan untuk mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam program Orang Tua Asuh Satwa untuk membantu melestarikan satwa yang hampir punah ini," katanya. Berkaitan dengan program tersebut, ia menambahkan, setahun lalu pedangdut kondang Inul Daratista juga menjadi orang tua asuh untuk anak gajah Sumatera yang baru lahir, yang kemudian juga diberi nama Inul. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006