Kuta, Bali (ANTARA News) - Pembangunan jalan tol Bali yang menghubungkan Benoa--Ngurah Rai--Nusa Dua sepanjang 12 kilometer menggunakan metode ramah lingkungan untuk meminimalkan kerusakan di sekitar perairan Teluk Benoa.

"Kami upayakan pembangunan ramah lingkungan dengan konstruksi pracetak seperti tiang pancang dan lantai yang dibuat di pabrik dan dipasang di laut," kata Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol, Akhmad Tito Karim, saat upacara "Pemelaspasan" jalan tol Bali, di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu.

Menurut dia, apabila pembuatan tiang pancang dan lantai dibuat dilaut maka akan mengotori kawasan perairan sebagai dampak pengecoran.

Dalam proses pembangunan jalan yang menelan dana sekitar Rp2,4 triliun itu, penimbunan tanah juga menjadi perhatian instansinya.

"Timbunan tanah kita pilih yang tak merusak mangrove," ujarnya.

Sejak mulai dibangun 14 bulan lalu atau mulai Desember 2011, pihaknya telah menanam sekitar 15 ribu bibit pohon bakau di sekitar perairan Teluk Benoa, sebagai bagian pelestarian hutan mangrove.

"Jalan tol ini sudah menggunakan lahan sekitar mangrove maka kami akan terus melakukan pelestarian melalui penanaman bibit mangrove," katanya.

Selain itu, pelengkap jalan tol yang dibangun di atas laut pertama kalinya di Indonesia itu juga memperhatikan aspek ramah lingkungan seperti lampu penerangan LED.

Dia mengungkapkan bahwa lampu LED mampu memberikan efisiensi sebesar 60 persen jika dibanding menggunakan lampu biasa.

Akhmad menjelaskan bahwa lampu LED itu dipasang di 400 tiang yang tersebar di sepanjang 12 kilometer jalan tol itu atau berjumlah sekitar 800 lampu LED.

Kementerian Pekerjaan Umum bersama Kementerian Perhubungan dan kepolisian dijadwalkan akan melakukan uji kelayakan pada 25 Juli mendatang.

Nantinya setelah lulus uji kelayakan, jalan bebas hambatan itu rencananya akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 Agustus mendatang yang bertepatan dengan HUT Provinsi Bali.

Pewarta: Dewa K. Sudiarta Wiguna
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013