Di Banda Aceh ini, destinasi wisata paling digemari adalah Masjid Raya Baiturrahman sebagai wisata religi
Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Banda Aceh menyebutkan Banda Aceh sebagai salah satu destinasi wisata di provinsi paling barat RI itu dikunjungi sebanyak 231.2023 wisatawan pada periode Januari-September 2023, baik turis Nusantara maupun mancanegara.

“Kunjungan wisatawan ke Banda Aceh sebanyak 231.202 orang per September, dan 5.909 orang di antaranya wisatawan mancanegara,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh Said Fauzan di Banda Aceh, Rabu.

Ia menjelaskan data kunjungan wisatawan tersebut tercatat berdasarkan hunian hotel di Banda Aceh. Kunjungan wisatawan ke Banda Aceh dalam beberapa bulan terakhir semakin meningkat. Pihaknya masih terus memperbarui data.

“Apalagi beberapa waktu lalu kita ada event Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) yang diselenggarakan di Banda Aceh, ini berdampak pada kunjungan wisatawan di Banda Aceh,” ujarnya.

Dilihat data per tahun, Said menyebutkan kunjungan wisatawan ke Banda Aceh menunjukkan peningkatan. Pada 2021, pihaknya mencatat sebanyak 251.836 orang wisatawan berkunjung ke Banda Aceh, dan 200 orang di antaranya wisatawan mancanegara.

Kemudian pada 2022, kunjungan wisatawan ke Banda Aceh mencapai 328.169 orang, dan 711 orang di antaranya wisatawan mancanegara. Maka diharapkan kunjungan wisatawan pada tahun 2023 ini juga lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Baca juga: Pemkab Aceh Selatan kembangkan destinasi wisata air terjun

Baca juga: Desa Wisata Nusa gelar lomba Toet Tumpoe, kuliner khas Aceh


“Di Banda Aceh ini, destinasi wisata paling digemari adalah Masjid Raya Baiturrahman sebagai wisata religi. Kemudian ada Museum Tsunami, Kapal PLTD Apung, wisata pantai, kuliner, Museum Rumoh Aceh dan pasar tradisional yang banyak di negara maju tidak lagi memiliki pasar tradisional,” ujarnya.

Ia menjelaskan Pemkot Banda Aceh melalui Dispar terus berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah ibu kota Provinsi Aceh itu dengan terus melakukan promosi secara berkelanjutan, baik secara mulut ke mulut dari setiap wisatawan, maupun promosi lewat digital.

“Promosi paling efektif adalah wisatawan yang berkunjung ke tempat kita, membagikan ke kerabatnya, rekannya, temannya, jaringan sosial dan lain-lain dan itu juga meningkatkan kunjungan ke kita,” ujarnya.

Di samping itu, kata dia, promosi lewat saluran digital juga memberi dampak yang cukup besar terhadap peningkatan kunjungan wisatawan.

“Promosi cara ini bisa dilakukan dengan menyenangkan, orang sambil menikmati kuliner, kemudian membagikan kemana-mana di media sosial, sehingga menjadi daya tarik orang lain untuk berkunjung ke Banda Aceh” ujarnya.

Selain itu, Pemkot Banda Aceh juga terus berupaya menyelenggarakan berbagai agenda pariwisata, yang dinilai menjadi magnet untuk mendatangkan wisatawan.

Namun, karena Kota Banda Aceh memiliki anggaran yang terbatas, maka pihaknya berupaya menggandeng berbagai lintas sektor di provinsi maupun pusat untuk dapat menyelenggarakan kegiatan di Banda Aceh.

“Makanya kita bersyukur sekali seperti kemarin pemerintah provinsi buat PKA di Banda Aceh, artinya impact paling besar dirasakan Banda Aceh, dari hotelnya, restorannya, transportasi, pusat oleh-oleh, serapan lapangan usaha, pelaku seni, kreatif dan lain-lain,” ujarnya.

Dalam menyambut libur akhir tahun ini, menurut Said, Dispar Banda Aceh terus memastikan agar hospitality pada sektor pariwisata di Banda Aceh tetap terjaga dengan baik.

Apalagi, Banda Aceh juga telah memiliki sarana pendukung yang semakin baik, mulai dari transportasi, kafe, restoran, penginapan, pusat suvenir, kuliner hingga konektifitas antardaerah tetangga.

“Jadi menyambut libur akhir tahun di Banda Aceh ini kita tetap memastikan agar hospitality kita tetap baik, pelayanan pariwisata tetap baik,” ujarnya.

Baca juga: Sabang perkenalkan lima jalur rempah dari masa ke masa

Baca juga: Presiden perintahkan promosi wisata sekitar Aceh-Sumut jelang PON 2024

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023