Indonesia sedang kerja keras mengatasi dari sektor energi dan akan terus memantapkan sektor FOLU
Dubai (ANTARA) - Pemerintah Indonesia bakal memaparkan kemajuan aksi iklim dan berbagai upaya pengurangan emisi gas rumah kaca pada konferensi para pihak dalam kerangka kerja sama PBB tentang perubahan iklim atau COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan target minimal penurunan emisi yang diharapkan kepada setiap negara adalah sebesar 43 persen pada 2030, 50 persen pada 2035, dan netralitas karbon pada 2050.

Baca juga: Dampak krisis iklim memburuk di Jerman

“Dengan kondisi ini, maka sesungguhnya Indonesia sudah bisa committed dengan angka NDC sebesar 43,2 persen; dan itu pun sedang ditingkatkan dengan NDC kedua pada tahun 2024,” kata Menteri Siti di Dubai, Rabu.

Target penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia dengan kemampuan sendiri pada Updated Nationally Determined Contribution sebesar 29 persen meningkat ke 31,89 persen pada Enhanced NDC (ENDC), sedangkan target dengan dukungan internasional sebesar 41 persen meningkat ke 43,20 persen pada ENDC.

Target tersebut ditingkatkan pada NDC kedua yang saat ini sedang dipersiapkan, di antaranya dengan meningkatkan peningkatan serapan gas rumah kaca dari mangrove dan padang lamun, serta pengelolaan emisi metana dalam pengelolaan limbah.

Menteri Siti memaparkan data emisi karbon Indonesia dari tahun ke tahun yang sudah terverifikasi.

Emisi karbon Indonesia tercatat sebanyak 1,84 gigaton setara karbon dioksida pada tahun 2019, lalu turun ke angka 1,05 gigaton pada 2020, sebesar 1,14 gigaton pada 2021, dan sebanyak 1,20 gigaton pada 2022.

Baca juga: Heru: Gerakan tanam pohon terus digelar untuk atasi perubahan iklim

Data itu menunjukkan penurunan emisi tahun 2019 sebesar 62 juta ton setara karbon dioksida pada 2019, turun sebanyak 946 juta ton pada 2020, kemudian turun sebesar 890 juta ton pada 2021, dan turun sebanyak 884 juta ton pada 2022 dibandingkan emisi yang keluar pada tahun 2015.

Angka tahun 2022 sudah menunjukkan penurunan sampai dengan 42 persen dari business as usual.

Gambaran data menunjukkan bahwa masih tinggi emisi dari sektor energi sebesar 715 juta ton setara karbon dioksida, sedangkan dari sektor hutan dan penggunaan lahan atau FOLU hanya sebanyak 221 juta ton.

“Indonesia sedang kerja keras mengatasi dari sektor energi dan akan terus memantapkan sektor FOLU,” kata Menteri Siti.

Lebih lanjut dia berharap Paviliun Indonesia pada COP28 nanti mampu merefleksikan kepentingan Indonesia dengan tetap memperhatikan dan mendukung pilihan tema Presidensi Uni Emirat Arab.

Paviliun Indonesia juga menjadi wahana diplomasi pada subyek-subyek dan antara lain pada subyek dalam situasi yang masih mengandung tension yang bisa dibawa dalam suasana yang bersahabat dan gembira.

Paviliun Indonesia memilih empat tema terkait aksi iklim, yaitu stronger new renewable energy commitments, robust climate action on land based sector, inspiring finance and technology innovations, dan solid collabortive climate action of people’s prosperity.

Baca juga: Presiden Jokowi serukan gerakan tanam pohon bertepatan musim hujan

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023