Saat ini kondisi Gunung Marapi masih mengeluarkan abu vulkanik dan petani tetap waspada.
Lubuk Basung,- (ANTARA) -
Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat sekitar 2.141 hektare lahan pertanian di daerah ini terdampak abu vulkanik dan pasir pascaerupsi Gunung Marapi, Minggu (3/12) siang.
 
"Ke 2.141 hektare lahan pertanian jenis padi, tebu, dan tanaman hortikultura diselimuti abu vulkanik maupun pasir," kata Kepala Dinas Pertanian Agam Afniwirman, di Lubuk Basung, Senin.
 
Ia mengatakan, ke 2.141 hektare itu dengan rincian, yakni padi sekitar 1.100 hektare, lahan tebu sekitar 700 hektare, dan tanaman hortikultura sekitar 340 hektare.
 
Namun yang paling parah terdampak merupakan tanaman hortikultura berupa cabai, kol, bawang prey, dan lainnya.
 
"Untuk kerugian secara ekonomi belum bisa kami perkirakan," katanya pula.
 
Dia mengakui, lokasi lahan pertanian terdampak itu tersebar di Kecamatan Sungai Pua, Canduang, Banuhampu, dan Ampek Angkek.
 
"Ini berdasarkan pendataan yang kami lakukan di kecamatan sekitar Gunung Marapi tersebut," katanya lagi.
 
Ia mengatakan, menurut keterangan beberapa petani, tanaman itu bisa diselamatkan apabila hujan melanda daerah tersebut.
 
Untuk mengatasi itu, sebagian petani menyiram tanaman mereka dengan air, sehingga abu vulkanik tersebut hilang.
 
"Petani menyiram tanaman menggunakan mesin semprot pestisida, sehingga abu vulkanik bisa hilang," katanya.
 
Dia mengimbau petani tidak melakukan aktivasi sekitar tiga kilometer dari puncak gunung. Apabila melakukan aktivitas di lahan, harus menggunakan masker dan tutup kepala agar terhindar dari dampak erupsi itu.
 
"Saat ini kondisi Gunung Marapi masih mengeluarkan abu vulkanik dan petani tetap waspada," katanya lagi. 
Baca juga: Bupati Agam imbau warga kosongkan daerah sekitar Gunung Marapi
Baca juga: Warga Pasaman Barat mulai rasakan dampak erupsi Gunung Marapi

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023