Brussel (ANTARA News) - Negara-negara anggota Uni Eropa terpecah dalam memasuki pembicaraan baru pada pekan ini soal apakah blok negara kawasan itu akan menambahkan sayap militer Hisbullah ke dalam daftar kelompok teroris, kata sumber-sumber diplomatik, Senin.

Para duta besar negara-negara Uni Eropa (UE) dijadwalkan akan bertemu untuk membahas masalah itu pada hari Kamis setelah para pakar anti-teroris dari 28 negara anggota UE bulan lalu gagal dua kali untuk mencapai keputusan dengan suara bulat soal memasukkan kelompok Syiah Lebanon yang kuat itu ke daftar hitam, lapor AFP.

Untuk dapat memasukkan milisi Syiah itu ke daftar hitam, para anggota negara harus mencapai kesepakatan penuh.

Daftar itu sendiri sudah berisi lusinan orang dan sejumlah kelompok yang saat ini dinyatakan sebagai teroris internasional oleh Uni Eropa dan karenanya mereka dikenai pembekuan aset.

Daftar itu antara lain memasukkan gerakan Islamis Palestina Hamas dan kelompok gerilyawan pemberontak di Kolombia, FARC.

Para diplomat yang berbicara tanpa ingin disebutkan jati diri mereka, mengatakan bahwa Austria, Republik Ceko, Irlandia, Malta dan Slovakia sejauh ini belum menandatangani tekanan yang dipimpin oleh Inggris, Prancis dan Belanda untuk memasukkan Hisbullan ke daftar hitam.

Seorang diplomat dari negara yang mendukung langkah tersebut mengatakan "jelas sekali bahwa konsensus sedang dibangun" jika melihat bahwa "bukti bahwa (Hisbullah) melancarkan terorisme di wilayah UE sangat kuat".

Namun negara-negara lainnya masih belum memberikan kepastian. Seorang sumber Uni Eropa mengatakan menteri luar negeri Ceko yang baru sejauh ini belum memberikan tanda-tanda apakah Praha akan mengubah sikapnya sementara seorang diplomat mengungkapkan bahwa Austria masih mempertimbangkan masalah tersebut.

Kekhawatiran soal Hisbullah kian meningkat di Eropa sejak terjadinya serangan tahun lalu terhadap para wisatawan Israel di Bulgaria. Pemerintah Bulgaria di Sofia menuding Hisbullah berada di balik serangan itu.

Pada Maret lalu, pengadilan di Siprus menjatuhkan hukuman penjara empat tahun kepada seorang anggota Hisbullah karena merencanakan penyerangan di Mesir.

Meningkatnya keterlibatan Hisbullah dalam konflik Suriah dalam bulan-bulan terakhir ini telah semakin membuat negara-negar Uni Eropa khawatir.

Jika para duta besar kembali gagal mencapai kesepakatan dalam pekan ini, hal itu akan dibahas oleh para menteri luar negeri yang akan melakukan pertemuan di Brussels pada hari Senin.

Para pakar anti-teror Uni Eropa pertama kali bertemu membahas masalah itu pada 4 Juni lalu namun gagal mencapai kesepakatan dengan suara bulat setelah beberapa negara menyatakan keberatan mereka.

Salah satu alasan yang dikemukakan adalah bahwa pemasukan Hisbullah ke daftar hitam bisa merusak stabilitas politik yang sudah rentan di Lebanon, negara yang pemerintahannya juga terdiri dari anggota Hisbullah.

Hisbullah telah masuk dalam daftar hitam teroris yang dimiliki Amerika Serikat sejak tahun 1995.

Inggris dan Belanda adalah hanya negara-negara Uni Eropa yang memasukkan Hisbullah ke daftar kelompok teroris mereka.


Penerjemah: Tia Mutiasari

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013