"Sepengetahuan saya tidak (bukan program kampus)," kata bagian Kemahasiswaan PNP Siswanto di posko pencarian Nagari Batu Palano, Kabupaten Agam, Selasa.
Siswanto menyebutkan belasan mahasiswa tersebut diketahui berinisiatif menaiki Gunung Marapi yang erupsi pada Minggu (3/12).
"Inisiatif, karena di sana ada senior dan junior," kata Utih sapaan akrabnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan 14 mahasiswa yang mendaki Gunung Marapi bukan mengikuti kegiatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) PNP.
Baca juga: Tiga mahasiswa PNP korban Gunung Marapi meninggal dunia
Baca juga: Pemkab Agam bagikan ribuan masker bagi warga terdampak erupsi Marapi
Baca juga: Bukittinggi kembali terpapar abu vulkanik erupsi Marapi
"Jadi, saya tegaskan ini bukan bagian dari program kampus," tegas dia.
Untuk memaksimalkan pencarian korban, Siswanto mengatakan para mahasiswa yang tergabung dalam UKM Mapala PNP ikut serta membantu evakuasi korban.
Informasi sementara, tiga dari 14 mahasiswa PNP dinyatakan meninggal dunia pascaerupsi Gunung Marapi. Ketiga korban telah dibawa ke Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi menggunakan ambulans untuk proses identifikasi.
Sebelumnya, Kepala Kantor Search and Rescue (SAR) Kota Padang Abdul Malik mengatakan tiupan abu vulkanik menjadi salah satu faktor penghambat tim gabungan dalam mengevakuasi para korban Gunung Marapi.
"Untuk hambatan sudah ada lima kali erupsi hingga pukul 11.00 WIB. Tadi abu vulkanik juga turun hingga sampai ke kaki gunung dan membuat jarak pandang tim jadi terganggu," kata Abdul Malik.
Baca juga: Dua warga Solok Selatan korban erupsi Marapi belum ditemukan
Baca juga: Gunung Marapi erupsi lagi Selasa pagi, tim tunda sementara evakuasi
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2023