Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa kolaborasi menjadi kunci dalam menghadapi tantangan transisi energi.

"Kolaborasi menjadi kunci dalam perjalanan transisi ini. Tahun lalu, Indonesia dan Jepang memperkenalkan inisiatif Asia Zero Emission Community (AZEC). Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat transisi energi negara-negara anggotanya yang sebagian besar berasal dari kawasan Asia Tenggara," kata Arifin pada pembukaan Japan Pavilion Side Event: Taking Action together with ASEAN di Paviliun Jepang pada gelaran COP-28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Senin (4/12).

Arifin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa menyampaikan bahwa AZEC dapat membantu Indonesia dan Jepang dalam mempromosikan transisi energi, sejalan dengan pertumbuhan dan ketahanan ekonomi melalui berbagai cara sesuai dengan kebutuhan setiap negara.

Lewat AZEC, lanjut dia, Jepang dapat mendukung Indonesia dan negara-negara ASEAN dengan memberikan capacity building dan knowledge sharing serta menyediakan teknologi rendah karbon yang terjangkau dan mudah diakses.

"Selanjutnya, memobilisasi dan menyediakan pembiayaan berkelanjutan yang berbiaya rendah dan mudah diakses dari berbagai sumber," kata Arifin.

Ia pun menegaskan Indonesia berkomitmen dalam memajukan transisi energi dan pengurangan emisi dengan berpedoman pada prinsip kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan.

Untuk diketahui, AZEC diluncurkan pada KTT G20 2022 di Bali dengan tujuan mengembangkan kerja sama dengan negara-negara mitra strategis.

Kerja sama itu dilakukan untuk memanfaatkan teknologi, kemampuan teknis dan pengetahuan Jepang, khususnya terkait pemanfaatan sumber daya hidrogen dan ammonia untuk mendukung negara-negara kawasan Asia melakukan transisi menuju dekarbonisasi/net zero emission (NZE).

Hingga saat ini, negara yang diundang dan bergabung dalam AZEC, yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Kamboja, Laos, Brunei Darussalam, dan Australia.

Anggota AZEC akan bekerja sama dalam transisi energi menuju netralitas karbon melalui pengembangan, demonstrasi, dan penerapan teknologi dekarbonisasi seperti energi terbarukan, hidrogen, amonia, biomassa, dan carbon capture utilisation storage (CCUS).

Kemudian investasi infrastruktur dekarbonisasi dan pengembangan rantai pasokan energi terbarukan, hidrogen, amonia, biomassa serta standardisasi dan pengembangan sumber daya manusia, teknologi dekarbonisasi untuk efisiensi energi dan energi terbarukan, dan usaha dekarbonisasi.

Baca juga: Menkeu: Kerja sama proyek transisi energi jadi tonggak sejarah RI
Baca juga: Pertamina paparkan capaian program netral karbon di ajang COP28
Baca juga: PLN galang kolaborasi global dukung pendanaan transisi energi di RI

 

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023