Jakarta (ANTARA) -
Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar mengaku sedih saat mendengarkan lagu darah juang, karena liriknya mempresentasikan kondisi rakyat Indonesia saat ini.

"Lagu ini (Darah Juang) zaman saya masih mahasiswa dulu, tapi sampai hari ini saya masih sangat menjiwai dan selalu meneteskan air mata," kata Muhaimin dengan lirih di hadapan ratusan relawan di Depok, Jawa Barat.

Pria yang kerap disapa Cak Imin itu mengatakan bahwa di tengah sumber daya alam (SDA) Indonesia yang berlimpah, masih banyak masyarakat yang miskin, kelaparan, dan kesusahan mencari kerja.

Dia melihat ketimpangan sosial dan kondisi ketidakadilan masih banyak terjadi di Indonesia.

Menurut dia, setiap lirik lagu itu menjadi napas dirinya untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur, melalui visi dan misi perubahan bersama calon presiden (capres) Anies Rasyid Baswedan.

"Kalau sudah dengar lagu itu apalagi bernyanyi bersama-sama, sudah tidak kuat rasanya untuk diam dan membiarkan ketidakadilan terjadi di tanah air," katanya.

Dia berpendapat, seharusnya kondisi masyarakat tidak lagi sama seperti dalam lirik lagu yang sudah puluhan tahun lalu itu.

Karena itu menurut dia, pembenahan sektor pertanian nasional, evaluasi Program Kartu Prakerja, dan reforma agraria menjadi poin penting dalam gagasan perubahan dari pasangan calon Anies-Muhaimin (AMIN).

Sementara itu, Darah Juang adalah lagu yang dipopulerkan grup musik Marjinal pada masa Orde Baru atau sebelum Reformasi 1998.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden sebagai peserta Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.

Masa kampanye juga telah dijadwalkan mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.

Baca juga: Anies-Muhaimin janji tidak ubah kurikulum sekolah jika menang
Baca juga: Muhaimin janji tuntaskan reforma agraria demi sejahterakan petani

 

Pewarta: Donny Aditra
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023