Jakarta (ANTARA) - Kompetisi kewirausahaan dan permasalahan sosial Kiwi Challenge yang diadakan oleh Education New Zealand Manapou ki te Ao (ENZ) bermitra dengan Auckland University of Technology (AUT) berhasil diikuti oleh 59 tim dari 37 sekolah dengan total peserta sebanyak 269 siswa di Indonesia.

Dosen Senior jurusan Bisnis Internasional, Strategi, dan Kewirausahaan dari AUT Taghreed Hikmet dalam siaran pers di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa dia kembali memiliki pengalaman yang menggembirakan, setelah melihat kemajuan dan pertumbuhan luar biasa dalam proyek, presentasi, dan kepercayaan diri para finalis Kiwi Challenge secara keseluruhan.

“Merupakan suatu kehormatan untuk dapat berinteraksi dengan para siswa sekolah menengah atas di seluruh Indonesia, berkontribusi terhadap semangat kewirausahaan yang didorong oleh kompetisi ini. Antusiasme untuk potensi kolaborasi dan inisiatif di masa depan muncul dalam diri saya,” kata Hikmet.

Baca juga: Kiwi Challenge 2023 berfokus pada kota cerdas menggunakan teknologi AI

Pada tahun ini, pihak penyelenggara mengangkat tema besar “Reformasi mobilitas dan kota cerdas di Indonesia menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI)”. Para siswa yang mengikuti kegiatan Kiwi Challenge diminta untuk mengirimkan video ke panel juri yang terdiri dari akademisi AUT dan perwakilan ENZ, yang menyeleksi dan memilih finalis.

Memasuki masa proses penyeleksian, para peserta Kiwi Challenge menerima pendampingan dari akademisi universitas di New Zealand, dan mengambil bagian dalam lokakarya untuk menyempurnakan rencana bisnis mereka.

Tidak hanya itu saja, mereka juga diberikan kesempatan untuk merasakan lingkungan belajar di New Zealand dan memahami apa yang ditawarkan pendidikan tinggi kami untuk merencanakan masa depan.

Setelah tersaring semua, dewan juri memutuskan pada tahun ini UniSadhuGuna International College meraih juara pertama di final dengan ide bisnis mereka "Greenlight", sebuah perusahaan pengelolaan limbah cerdas yang bertujuan untuk menciptakan sistem pengelolaan limbah berkelanjutan, yang secara aktif melibatkan rumah tangga, dunia usaha, dan pemerintah.

Babak final tersebut diselenggarakan pada Sabtu (25/11) dan terdapat enam tim terpilih dari seluruh Indonesia. Masing-masing finalis telah mempresentasikan ide mereka di hadapan panel juri yang terdiri dari Dr. Hikmet (AUT), Ben Burrowes (Direktur Regional ENZ, Asia), dan perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (mewakili Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan) Hira Trisnoputri.

Baca juga: "Beyond border" menangi KIWI Challenge 2022

Baca juga: Siswa Indonesia juarai pidato Bahasa Inggris di Jepang

Baca juga: Robot karya siswa Smamda Sidoarjo juarai lomba di Malaysia


Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023