Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Marthinus Hukom mengatakan komitmennya untuk bertugas di BNN tidak akan jauh berbeda dengan saat dia bertugas sebelumnya di Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.

"Struktur Densus tidak jauh berbeda dengan struktur yang ada di BNN. Paling tidak, pendekatannya ada tiga pendekatan besar, yaitu penegakan hukum melalui suatu operasi pengumpulan informasi intelijen, kemudian pencegahan, dan yang ketiga adalah rehabilitasi," kata Marthinus usai dilantik Presiden Joko Widodo sebagai kepala BNN di Istana Negara, Jakarta, Jumat.

Marthinus menjelaskan berdasarkan pengalamannya saat bertugas sebagai kepala Densus 88, terorisme adalah sesuatu hal berkaitan dengan pola pikir dan menyerang pemikiran seseorang.

Baca juga: Presiden Jokowi lantik Marthinus Hukom jadi Kepala BNN

Sementara itu, lanjutnya, narkotika adalah hal yang berhubungan dengan kehendak seseorang.

"Hal yang diserang adalah keinginan atau kehendak. Jadi, ada dua hal yang berbeda yang harus kami pahami betul, sehingga kami harus bisa merumuskan pola tiga pendekatan tadi, pendekatan hukum, pencegahan, dan rehabilitasi dengan menggunakan dua patron yang berbeda," ujarnya.

Marthinus akan melakukan pemetaan untuk melihat atau menilai setiap pelaku terkait penyalahgunaan narkotika untuk melihat motivasi mereka.

Berkaitan dengan pelantikan dirinya sebagai kepala BNN, Marthinus menyampaikan bahwa penugasan itu tidaklah mudah. Namun demikian, dia tetap harus memikul penugasan itu sebagai sebuah tanggung jawab untuk mengontrol peredaran narkoba di Tanah Air.

Baca juga: 535 perwira Polri dimutasi dan rotasi

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023