Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengatakan bahwa debat pasangan calon presiden dan wakil presiden mempengaruhi kemenangan di Pilpres 2024.

Apalagi, penentuan format debat Pilpres 2024 yang disusun oleh KPU RI sempat menjadi sorotan. Menurutnya, kondisi itu tak terlepas dari dampak terhadap peluang kemenangan capres/cawapres.

"Hal itu tak lepas dari besarnya dampak politik dari proses debat pilpres terhadap peluang kemenangan pasangan capres/cawapres," kata Umam saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Umam menilai debat pilpres akan memberikan peluang terbuka bagi pemilih untuk menilai apakah pasangan capres/cawapres yang akan mereka dukung memiliki kredibilitas, kapasitas dan pemahaman memadai terkait isu-isu strategis dan kebijakan publik, serta nasib rakyat lima tahun ke depan.

Untuk itu, sambung dia, kemenangan debat pilpres bisa dijadikan sebagai amunisi bagi operasi serangan udara. Hal itu terbukti secara efektif mampu menghancurkan basis-basis pertahanan dukungan politik yang sebelumnya dikonsolidasikan lewat "operasi serangan darat", layaknya kampanye tata muka hingga door to door canvashing.

Dia pun mengingatkan agar ketiga pasangan capres/cawapres harus mengantisipasi dan mempersiapkan diri degan optimal. Pasalnya, sekali terjadi kekeliruan argumen atau sekadar "slip of tongue", secara otomatis akan digoreng dan dimanfaatkan lawan politik untuk mendegradasi kredibilitas politik dan elektoralnya.

Pasangan capres/cawapres dapat berkaca dari Pilpres 2004 hingga 2019 di mana debat pilpres bisa membentuk persepsi publik terkait kecakapan, kredibilitas, dan kapasitas capres/cawapres yang berkontestasi.

"Kemenangan dalam debat pilpres terbukti bisa mengubah peta basis dukungan politik, terutama di segmen kelas menengah terdidik dan masyarakat secara umum yang menjadi elemen swing voters dan undecided voters," ujarnya.

Hal ini dibuktikan dalam Pilpres 2004 dan Pilpres 2014, di mana elektabilitas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo mampu melampaui elektabilitas lawannya (crossing), yakni Megawati dan Prabowo. Pada saat itu, SBY dan Jokowi bisa meyakinkan publik dengan kesiapan dan penguasaan isu-isu strategis dan kebijakan publik dalam proses Debat Pilpres.

Tak hanya itu, dia berharap KPU sebagai penyelenggara pemilu yang netral dan independen harus memastikan bahwa debat pilpres ini berjalan secara adil. Adapun netralitas moderator debat dan juga kerahasiaan pertanyaan-pertanyaan dalam debat harus dijaga betul.

"Jangan sampai ada pihak yang merasa dirinya dirugikan oleh adanya dugaan-dugaan ketidaknetralan terkait proses, aktor yang terlibat dan juga materi debat," pungkas Umam.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden sebagai peserta Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.

Masa kampanye juga telah dijadwalkan mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.

 

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023