Ketika setelah produksi, mereka sering terkendala dalam pemasaran, karena itu kami fasilitasi untuk memasarkan produk pertaniannya di Pasar Tani Milenial saat acara car free day, setiap hari Minggu hadir mulai dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul
Kuningan (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan, Jawa Barat, memberikan ruang bagi seratusan petani milenial di daerahnya untuk memasarkan produk tanaman pangan lewat program Pasar Tani Milenial.
 
 
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah di Kuningan, Senin, menjelaskan selama ini petani berusia muda di daerahnya sering terkendala dalam memasarkan produk sehingga pihaknya meluncurkan program tersebut, guna memudahkan penjualan hasil panen dari petani milenial.
 
 
“Ketika setelah produksi, mereka sering terkendala dalam pemasaran, karena itu kami fasilitasi untuk memasarkan produk pertaniannya di Pasar Tani Milenial saat acara car free day, setiap hari Minggu hadir mulai dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 09.00 WIB,” katanya.
 
 
Ia menyebut bahan pangan yang dijajakan pada pasar itu dipasok dari petani milenial di Kabupaten Kuningan yang saat ini jumlahnya sekitar 100 orang.
 
 
Petani itu mampu memanen berbagai komoditas berupa kangkung, bayam, terong, selada bokor, tomat, cabai, hingga mangga yang dijual dengan harga terjangkau dimulai dari Rp5.000.
 
 
Menariknya, kata Wahyu, produk pertanian tersebut ditanam memakai sistem hidroponik dan polybag yang bebas dari insektisida, jadi sangat aman untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan menyehatkan.
 
Kemudian ada juga labu, petai dan olahan produk hasil tani seperti jus dan juga puding yang bebas dari pemanis buatan.
 
 
Selain program tersebut, Diskatan Kuningan akan berkolaborasi dengan Kelompok Wanita Tani di Kabupaten Kuningan untuk memasarkan hasil pertanian dengan skala yang lebih luas.
 
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kuningan Dian Rachmat Yanuar berharap supaya program-program itu dapat memantik anak muda lainnya di Kuningan untuk terjun ke dunia pertanian.
 
 
Ia mengemukakan bahwa dengan banyaknya petani milenial yang terjun ke sektor pertanian, maka hal itu dapat menjadi solusi untuk menjaga ketahanan pangan di Kuningan.
 
 
“Kegiatan ini juga menjadi solusi untuk mengatasi Inflasi daerah dan menjadi salah satu variabel agar kita tidak tergantung pada daerah lain,” ucapnya.
 
 
Berdasarkan data Sensus Pertanian 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kuningan, jumlah petani milenial yang berusia 19-39 tahun di daerah itu ada sebanyak 10.674 orang atau 9,66 persen dari total petani sekitar 110.530 orang.
 
 
Jumlah petani milenial dengan rentang usia tersebut, paling banyak berada di Kecamatan Ciawigebang sebanyak 817 orang, diikuti Kecamatan Subang 808 orang, dan Kecamatan Darma 630 orang.
 
 
Sedangkan petani yang berumur lebih dari 39 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 50.116 orang atau 45,34 persen dan petani yang berumur kurang dari 19 tahun jumlahnya hanya tujuh orang.
 

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023