Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional DR Dr Nova Riyanti Yusuf, SpKJ mengatakan orang dengan kepribadian ceria dan humoris sangat memungkinkan alami gangguan kesehatan mental, dan justru kondisinya lebih parah atau mendalam dari kepribadian lainnya.

“Orang seperti ini termasuk ke dalam masked depression, atau depresi terselubung, dan ini sebenarnya (rasanya) lebih menyakitkan,” kata dia kepada ANTARA pada diskusi daring, Senin.

Psikiater yang juga anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia itu mengatakan, orang dengan kepribadian tersebut namun mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi, bipolar, atau lainnya, namun tak terlihat, umumnya melakukan represi terhadap perasaannya.

Baca juga: Psikiater: Gangguan cemas punya gejala mirip depresi

Nova menyebut, merepresi atau menekan perasaan sehingga tidak menunjukkan gejala atau tanda di depan orang lain seringkali justru memperburuk keadaan mereka.

“Artinya dia merepresi, menekan ke bawah emosi dan perasaan dia. Namun represi itu bukan mekanisme pertahanan diri yang baik, itu malah lebih merusak dan berbahaya buat dia,” Nova menjelaskan.

Orang dengan depresi terselubung, lanjut Nova, sangat perlu diwaspadai oleh orang-orang terdekat, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti yang terburuk, mengakhiri hidupnya.

Bahkan, orang yang masih sangat produktif dan cukup aktif dalam kesehariannya juga sangat memungkinkan untuk mengalami hal tersebut.

Adapun cara yang dapat dilakukan orang terdekat, menurut Nova adalah melakukan 3P, yakni mendeteksi Pikiran, Perasaan, dan Perilaku mereka.

Orang dengan gangguan mental, utamanya depresi, umumnya akan merasa tidak berdaya atau tidak menemukan pentingnya hidup di dunia. Mereka mungkin akan memberikan pandangan bahwa hidup di dunia adalah hal yang melelahkan dan tidak ada artinya, meski menyampaikannya diiringi oleh candaan.

Menunjukkan perhatian adalah hal pertama yang bisa dilakukan bila memiliki orang terdekat dengan gangguan mental.

“Tidak perlu menyinggung apa yang ia alami dan berniat menyelesaikan masalahnya, cukup misal berikan segelas kopi dan mengajaknya berbicara hal lain, dengan ini dia akan merasa bahwa masih ada orang yang peduli dengannya,” kata Nova.

Meski begitu, perlu dicatat bahwa bukan berarti orang dengan kepribadian tidak ceria dan humoris tidak bisa mengalami gangguan kesehatan mental yang juga parah dan membutuhkan pertolongan. Siapapun dapat mengalami masalah kesehatan mental, berapa pun usianya, dan tiap orang tentu akan mengalami pemicu yang berbeda-beda.

Baca juga: Gejala depresi remaja bukan hanya perasaan sedih

Baca juga: Dokter Jiwa: Kenali gejala depresi terselubung pada lansia

Baca juga: Gejala depresi saat bekerja tak selalu terlihat, segera cari bantuan


Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023