Kalau ada banjir, lalu disuruh bapak/ibu untuk tetap di loteng, dituruti ya, hati-hati, karena kalau ada air, nanti jatuh, terpeleset. Jadi tetap di atas ya!
Ketapang (ANTARA) -
Menteri Sosial Tri Rismaharini menghibur dan memotivasi anak-anak korban banjir, sekaligus memberikan paket bantuan kepada masyarakat di Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, pada Selasa.
 
"Rumahnya kena air? Bobok di mana?" tanya Mensos Risma yang disambut riuh anak-anak yang berkumpul di Rumah Dinas Camat Sandai, Ketapang, Selasa sore.
 
"Di loteng!" jawab salah seorang anak.
 
Sambil bercengkerama, Mensos Risma memberikan mainan dan biskuit kepada anak-anak dan memberikan nasihat agar berhati-hati saat banjir dan mengikuti nasehat orang tua saat bencana terjadi.
 
"Kalau ada banjir, lalu disuruh bapak/ibu untuk tetap di loteng, dituruti ya, hati-hati, karena kalau ada air, nanti jatuh, terpeleset. Jadi tetap di atas ya!" ujar Mensos Risma.

Baca juga: Banjir telah berdampak pada 6.603 keluarga di Kabupaten Ketapang
 
Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bencana banjir hingga Sabtu (9/12) telah berdampak pada 6.603 keluarga yang terdiri atas 20.916 jiwa di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar).
 
Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan air sungai meluap dan membanjiri permukiman warga pada enam wilayah kecamatan di kabupaten itu sejak 24 November 2023.
 
Mensos Risma juga menyebutkan akan memberikan perahu karet di lingkungan desa sekitar Sungai Pawan untuk mobilisasi masyarakat apabila sewaktu-waktu banjir terjadi, agar perekonomian tetap bisa berjalan lancar.
 
Ia meminta pemerintah setempat agar mempertahankan lumbung sosial di kantor kecamatan, dengan stok penyangga yang akan disiapkan dari Kemensos.

Baca juga: Warga Desa Asam Jelai Ketapang terancam krisis sembako
 
Pada kunjungannya kali ini Mensos Risma memberikan bantuan berupa makanan siap saji 800 paket, alat dapur 20 paket, selimut 100 lembar, kids wear 24 paket, kasur 25 lembar, lauk pauk siap saji 200 paket, 150 kompor gas, popok 5 dus, sandang dewasa 110 paket, dan sandang anak 80 paket.
 
Sementara itu Camat Sandai Markus menyampaikan per 27 November 2023 ada 3.175 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Sandai dan 3.861 rumah terendam yakni 3.861.
 
"Saat ini banjir sudah surut, kami sudah melakukan penanganan pasca-banjir, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sandai juga dalam rangka pengobatan gratis dan penanganan penyakit pasca-banjir," ucapnya.
 
Ia juga menyampaikan ada bantuan dari pemerintah daerah (pemda) berupa beras untuk Kecamatan Sandai sebanyak 24 ton, mie 900 dus, dan sarden 595 kotak.

Baca juga: BNPB: Pemkab Ketapang tetapkan status Tanggap Darurat banjir 14 hari
 
Markus menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi kehadiran Mensos Risma yang cepat merespons banjir yang ada di Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang.
 
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Kemensos yang terjun langsung membantu. Kami harapkan tidak hanya makanan siap saji, tetapi juga pengobatan, mungkin bisa bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk melakukan layanan kesehatan di lokasi pasca-banjir," tuturnya.
 
Menurut dia, saat ini bantuan yang paling dibutuhkan oleh masyarakat Kecamatan Sandai yakni sembako, perlu stok yang lebih banyak bagi masyarakat untuk bertahan lebih lama, utamanya bagi masyarakat yang terdampak secara ekonomi selama banjir.
 
Ia juga memastikan  lumbung sosial tetap ada dan siap diisi bantuan untuk membantu masyarakat yang terdampak.

Baca juga: BNPB ungkap alasan banjir di Kalimantan terjadi dalam waktu panjang

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023