Jakarta (ANTARA News) - Mesin pesawat teknologi terbaru "Leap" yang sedang dikembangkan CFM, perusahaan kemitraan Snecma of France dan General Electric (GE) memungkinkan tiket pesawat menjadi murah karena maskapai penerbangan bisa menghemat pemakaian bahan bakarnya.

"Dengan Leap, perusahaan penerbangan mampu melakukan efisiensi hingga 15 persen dibanding mesin pesawat yang ada saat ini," kata Direktur Komunikasi Strategis CFM Jamie Jewell di Jakarta, Senin.

Jamie mengatakan satu perusahaan penerbangan bisa mengeluarkan hingga 700 ribu dolar AS (Rp6,93 miliar) per tahun hanya untuk sebuah pesawat terbang.

"Angka tersebut membuat banyak maskapai yang bangkrut selama tiga tahun terakhir. Bayangkan kalau jumlah itu bisa dikurangi sebesar 15 persen di tengah harga minyak yang selalu menanjak," kata Jamie.

Secara teknis memang tidak bisa langsung disimpulkan akan ada penurunan harga tiket pesawat dengan digunakannya teknologi Leap.

"Tapi dengan efisiensi bahan bakar yang lebih baik, maka maskapai penerbangan dimungkinkan bisa memangkas biaya terbesar dalam budget operasional mereka," kata Jamie.

Leap adalah mesin baru untuk menjalankan Airbus A320neo, Boeing 737 Max dan pesawat penumpang Comac C919 150.

Leap merupakan teknologi yang menyempurnakan mesin pesawat CFM sebelumnya; CFM56 yang telah dipesan oleh 530 operator di seluruh dunia dengan jumlah mesin 30 ribu.

"Transaksi itu mewakili lebih dari 55 persen dari 100 pesawat penumpang yang dipesan dalam satu dekade terakhir," kata Jamie.

Seluruh aplikasi telah dijadwalkan untuk melayani penerbangan komersil pada 2016 mendatang.

Maskapai seperti Garuda, Lion Air, dan Citilink menjadi beberapa maskapai yang diduga akan menggunakan Leap di waktu mendatang.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013