Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan sektor kelautan dan kemaritiman memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
 
"Potensi sumber daya kelautan Indonesia sangat besar, namun untuk mengoptimalkannya perlu fokus pada inovasi yang relevan dan solusi yang berkelanjutan," kata Deputi Bidang Fasilitas Riset dan Inovasi BRIN Agus Haryono dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
 
Agus mengatakan salah satu upaya mengoptimalkan potensi tersebut adalah memberikan dukungan pendanaan riset yang signifikan dan mendorong kolaborasi antara pemerintah, lembaga riset, dan sektor swasta untuk mempercepat pengembangan inovasi dan riset kelautan.

Baca juga: BRIN siapkan tiga program untuk pengembangan riset kelautan
 
Menurut dia, dukungan pendanaan riset difokuskan pada proyek-proyek yang mendorong inovasi di berbagai aspek kelautan dan kemaritiman.
 
"Kami mengajak para peneliti dan periset untuk mengajukan proposal-proposal riset yang memiliki potensi besar. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengembangkan teknologi ramah lingkungan, dan memperkuat daya saing industri kelautan serta perikanan," ujar Agus.
 
Skema pendanaan BRIN pada 2023, yaitu dari DIPA BRIN dan Dana Abadi Penelitian Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Baca juga: BRIN ajak para periset manfaatkan Hari Layar untuk riset kelautan
 
Dana dari DIPA BRIN ada dua, yaitu pusat kolaborasi riset dan Hari Layar. Sedangkan dana LPDP meliputi ekspedisi, pengujian produk inovasi kesehatan, pengujian produk inovasi pertanian, kompetisi riset dan inovasi untuk Indonesia maju (RIIM), RIIM kolaborasi, RIIM invitasi, dan perusahaan pemula berbasis riset.
 
Agus optimistis kolaborasi antarpemangku kepentingan, termasuk pemerintah, perguruan tinggi, dan industri menjadi kunci keberhasilan inovasi biru.

Baca juga: BRIN perkuat riset kelautan mulai dari sisi biodiversitas hingga iklim
 
"Ini bukan hanya tentang menciptakan terobosan teknologi, tetapi juga mengelola secara berkelanjutan sumber daya kelautan yang kita miliki," katanya.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023