Jakarta (ANTARA) -
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) Abdullah Azwar Anas meminta pemerintah daerah (pemda) tidak membuat aplikasi baru yang tidak terintegrasi dengan aplikasi yang sudah ada, sehingga akan membuat bingung masyarakat dalam mengakses layanan pemerintah.

"Kami mendorong replikasi. Karena sekarang arahan presiden tidak boleh lagi satu inovasi satu aplikasi. Kalau aplikasi kita semakin banyak maka rakyat akan bingung, akan memperbanyak akun semakin rumit untuk mendapatkan layanan," kata Anas dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Permintaan tersebut disampaikan oleh Anas saat menghadiri Innovative Government Award (IGA) 2023 di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, siang tadi.

Anas mengkritisi aplikasi baru yang dibuat oleh pemda tersebut umumnya tidak saling terintegrasi dengan aplikasi lainnya, sehingga hanya akan membuat masyarakat kebingungan.

Selain itu, kata dia, banyaknya aplikasi jika tidak dimaksimalkan dengan baik hanya akan menjadi tumpukan pekerjaan rumah (PR) dan masalah. Lebih baik sedikit tapi penggunaannya maksimal dan saling terhubung.

“Aplikasi-aplikasi ini didorong untuk diinteroperabilitaskan. Tentu ini membutuhkan komitmen dan bukan pekerjaan yang mudah karena sekarang trennya bikin aplikasi,” katanya.​​​​​​​

Anas menambahkan, saat ini Kementerian PANRB bersama Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Kementerian Dalam Negeri telah meluncurkan website Jaringan Inovasi Pelayanan Publik Nasional (JIPPNas).​​​​​​​

JIPPNas merupakan portal yang menyediakan integrasi data inovasi informasi pelayanan publik.

"Beberapa bulan ini kami kerja keras untuk mengintegrasikan dalam satu portal JIPPNas dan sekarang sudah dalam satu portal dan mudah-mudahan ke depan bisa terus kita integrasikan," ungkapnya..​​​​​​​

Anas berharap dengan adanya JIPPNas ini akan membuat perubahan lingkungan strategis yang cenderung dinamis karena pelayanan publik perlu melakukan penyesuaian ke arah yang lebih cepat, tepat, efektif, efisien dan fleksibel yang dapat memberikan warna baru dalam pelayanan publik tersebut.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan inovasi adalah jantung perubahan. Pemerintah harus terus berinovasi agar survive.

Dia mengatakan penganugerahan IGA Award 2023 adalah bentuk pengakuan pemerintah pusat pada kinerja pemerintah daerah.

Selain menumbuhkan iklim kompetitif antardaerah, kepala daerah yang mendapatkan award tentunya juga akan termotivasi kuat untuk bekerja lebih hebat.

"Inovasi secara internal harus terus ditumbuhkan dengan mendorong semua daerah berinovasi," kata Tito.

Mantan Kapolri itu mengatakan melalui skema otonomi daerah yang memberikan keleluasaan bagi daerah untuk bermanuver, ditambah sistem demokrasi di mana rakyat diberikan ruang untuk memilih kepala daerahnya secara langsung.

"Maka tuntutan dari masyarakat agar daerahnya bisa melompat dan semakin maju sangat kuat," ujarnya.

Purnawirawan Polri itu berharap, melalui IGA Award ini semakin banyak daerah dan lembaga pemerintah yang terinspirasi untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

"Dengan semangat inovasi yang terus ditingkatkan, diharapkan instansi pemerintah di seluruh Indonesia dapat terus bertransformasi menuju yang lebih baik dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat," kata Tito.
 
Baca juga: MenPANRB tantang instansi pemerintah untuk rampingkan aplikasi
Baca juga: MenPANRB kumpulkan 639 instansi bahas ilmu reformasi birokrasi

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2023