Beirut (ANTARA News) - Serangan udara Israel menewaskan empat pengawas militer PBB di markas mereka di Libanon selatan, Selasa, PBB mengatakan. Sekjen PBB Kofi Annan minta pada Israel untuk menyelidiki "serangan yang tampaknya disengaja" pada markas PBB itu. Seorang jurubicara pasukan penjaga perdamaian di Libanon UNIFIL mengatakan tim pertolongan telah bergegas ke markas penjaga perdamaian itu, yang tampaknya telah runtuh saat sejumlah pengawas PBB berada di tempat perlindungan tersebut. "Saya dapat memastikan bahwa keempat pengawas militer yang diserang di Khiam tewas dalam serangan itu. Tidak ada rincian lagi untuk saat ini," jurubicara PBB Marie Okabe mengatakan di markasbesar PBB di New York. "Sebuah bom udara menghantam langsung bangunan dan perlindungan di markas Kelompok Pengamat PBB di Libanon di daerah Khiam," kata jurubicara Milos Strugar. "Ada sejumlah korban di antara para pengawas itu. Satu tim pertolongan yang dikirim UNIFIL yang berada di tempat kejadian masih belum dapat membersihkan reruntuhan." "Ada 14 insiden tembakan lainnya dekat posisi tersebut pada siang hai itu dari pihak Israel dan tembakan berlanjut pada saat operasi pertolongan," katanya, seperti dilansir Reuters. Di Jerusalem, seorang jurubicara tentara Israel mengatakan, militer sedang menyelidiki laporan itu. Dan di Roma, seorang pejabat departemen luar negeri AS mengatakan, Israel mengatakan pada AS bahwa serangah udara yang menghantam markas PBB itu merupakan satu kecelakaan. "Itu tragedi yang mengerikan. Kami mendengar dari Israel bahwa itu kecelakaan," kaa pejabat tersebut, yang berada di Roma dengan Menlu AS Condoleezza Rice untuk konferensi internasional mengenai Libanon. Ia tidak memiliki riancian lagi. Sebuah tank Israel menembak satu posisi UNIFIL di Libanon selatan, Senin, yang melukai empat tentara Ghana. Serpihan dari tembakan tank yang ditembakkan dari sisi Israel itu melukai serius seorang tentara India pekan lalu dan tembakan Hizbullah melukai seorang pengawas Italia di perbatasan, Minggu. Pada 1996, dalam serangan "anggur kemarahan" Israel di Libanon, sebuah jet Israel membom sebuah kompleks UNIFIL di desa Qana di Libanon selatan, yang menewaskan 106 warga sipil yang berlindung di dalamnya. UNIFIL dibentuk pada 1978 setelah serangan besar pertama Israel di Libanon selatan dan berada d tempat tersebut sejak itu. PBB telah minta pasukan internasional yang lebih besar, lebih dipersenjatai dan lebih kuat di tempat itu. (*)

Copyright © ANTARA 2006