Video beserta rangkaian inisiatif lain tersebut juga bertujuan untuk mengingatkan masyarakat luas agar terus saling menjaga saat mengekspresikan diri, berbagi sudut pandang, dan menjadi bagian dari percakapan yang lebih luas khususnya menjelang Pesta Demokrasi di tahun 2024 mendatang.
"Derasnya arus informasi yang bergulir setiap hari tidak jarang membuat warganet kewalahan saat mengolah informasi yang ada termasuk untuk mengonfirmasi kredibilitas dari informasi yang ditemukan di platform digital dan media sosial," ungkap Public Policy and Government Relations TikTok Indonesia Faris Mufid dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Pahami dan saring konten penting jaga kesehatan mental
Faris menjelaskan bahwa pihaknya ingin membantu masyarakat untuk tidak hanya bersiap menghadapi, namun juga memahami cara melawan misinformasi di ranah digital.
"Keamanan digital merupakan tanggung jawab semua pihak dan bersama kita bisa saling jaga agar terhindar dari konten-konten negatif dan informasi yang keliru," imbuh Faris.
Dalam video kampanye tersebut, TikTok menggandeng figur publik dan kreator dari berbagai latar belakang profesi dan generasi yaitu Angga Yunanda, Merry Riana, Sania Leonardo, serta Dims The Meat Guy.
Keempat figur tersebut akan memberikan edukasi kreatif tentang bagaimana pengguna dapat saling jaga di platform digital melalui serangkaian kiat melawan misinformasi yang mudah dipahami dan diterapkan oleh masyarakat luas.
"Kemajuan teknologi membantu semua kalangan, termasuk generasi muda untuk semakin berani menyuarakan pendapatnya. Tetapi, kemudahan ini perlu diiringi dengan rasa tanggung jawab yang besar. Kita semua harus terus melaksanakan peran kita untuk saling jaga, misalnya dengan menerapkan kebiasaan cek fakta sebelum membagikan sebuah cuplikan video tanpa tahu keseluruhan konteks dan kebenarannya," jelas Entrepreneur, Investor, dan Content Creator Merry Riana.
Semenara itu kreator TikTok lain Dimas Ramadhan (Dims The Meat Guy) berpendapat bahwa kreator konten perlu memainkan perannya untuk berbagi informasi yang kredibel dan terpercaya, apa pun jenis kategori konten yang diusung.
"Sering kali, kita hanya melihat potongan video atau kutipan yang sengaja diunggah supaya mengarah ke konteks tertentu yang bisa jadi jauh dari kejadian sebenarnya atau justru narasi dari satu pihak saja. Sebelum membagikan suatu konten atau informasi yang dilihat di platform digital, cari tahu dulu kebenarannya supaya kita bisa saling jaga sesama dari dampak misinformasi," tutur dia.
Di TikTok, sistem rekomendasi di laman For You pada TikTok bekerja dengan mempertimbangkan preferensi pengguna yakni berdasarkan interaksi pengguna di TikTok (komentar, like, share, dan sebagainya), informasi dalam video, serta pengaturan perangkat dan akun.
Pengguna juga bisa memanfaatkan fitur keamanan TikTok untuk mengelola konten yang hadir di laman For You mereka, antara lain memilih 'Tidak Tertarik' (Not Interested), menyaring 'Kata Kunci' (Keyword Filter), melaporkan konten yang terduga mengandung misinformasi lewat fitur 'Laporkan' (Report), hingga menyegarkan kembali laman For You (Refresh Your For You Feed).
Baca juga: Tiga kandidat rebut atensi warganet pada debat capres
Baca juga: Waspada! Berikut berbagai jenis hoaks terkait pemilu
Baca juga: WhatsApp cegah misinformasi dengan fitur limit forwarding dan blokir
Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023