Ada kecenderungan (masuknya pengungsi) yang tidak dimotivasi oleh kebutuhan kemanusiaan."
Beirut (ANTARA News) - Pemerintah Lebanon, Selasa, memberlakukan izin masuk baru kepada warga Suriah dalam upaya untuk mengurangi gesekan warga lokal dengan 600 ribu pengungsi yang telah menyeberang.

Para menteri mengatakan, mereka tidak berniat menutup perbatasan bagi pengungsi, yang melarikan diri dari konflik yang telah berlangsung selama 28 bulan yang menghancurkan di tanah air mereka, dengan memberlakukan peraturan baru itu.

Tetapi mereka mengatakan bahwa di masa depan hanya yang melarikan diri dari kawasan Suriah yang dilanda aksi kekerasanlah yang diakui sebagai pengungsi.

"Ada kecenderungan (masuknya pengungsi) yang tidak dimotivasi oleh kebutuhan kemanusiaan," kata Menteri Ekonomi Nicolas Nahas.

"Pasukan keamanan akan mulai memeriksa apakah mereka yang tiba di perbatasan berasal dari daerah yang dilanda perang sebelum menganggap mereka sebagai pengungsi. Mereka yang tidak berasal dari daerah konflik akan diberi izin masuk sebagai pengunjung biasa."

Menteri Sosial Wael Abu Fawr mengatakan bahwa mulai pekan depan tim khusus akan mulai menutup usaha tanpa izin yang dilakukan warga Suriah yang kini menjamur, khususnya di bagian timur lembah Bekaa yang dekat dengan perbatasan.

"Sebuah tim keamanan mencatat terdapat 377 bisnis ilegal di enam desa di Bekaa," katanya.

"Setiap pengungsi yang melarikan diri dari pembunuhan, kelaparan dan kehancuran diterima tetapi mereka harus menghormati hukum Lebanon."

"Mereka memiliki hak untuk bekerja untuk mencari makan di lokasi konstruksi atau lainnya tetapi bukan di sektor perdagangan atau bisnis yang membutuhkan izin."

Banyak pengungsi Suriah terpaksa tidur di jalanan karena mereka tidak mampu untuk menyewa tempat tinggal.

Namun kehadiran 600 ribu pengungsi di kawasan dengan populasi hanya empat juta orang telah memicu terjadinya gesekan.

Sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa 54 persen responden percaya Lebanon harus menutup pintu bagi para pengungsi. Sekitar 82 persen mengatakan bahwa para pengungsi mencuri pekerjaan dari warga Lebanon.


Penerjemah: Gusti Nur Cahya Aryani

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013