Jakarta (ANTARA) - Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo menegaskan vaksinasi COVID-19 tetap menjadi langkah penting dalam upaya mencegah penularan dan penyebaran subvarian Omicron EG.5 di Indonesia.

“Penggunaan berbagai jenis vaksin yang saat ini beredar di fasilitas kesehatan dalam negeri itu sangat efektif, termasuk vaksin buatan Indonesia,” kata dia saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, keberagaman vaksin yang tersedia tidak menjadi masalah dan vaksinasi dengan produk-produk lokal, seperti Indovac dan Inavac, juga dianggap efektif.

Ia menjelaskan inti vaksinasi menghasilkan antibodi sebagai bentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu.

"Vaksin itu tujuannya adalah agar tubuh menghasilkan antibodi dan antibodi tersebut menjadi kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu. Ada berbagai macam penyakit dan setiap penyakit memiliki antibodinya sendiri," ujarnya.

Ia menjelaskan jenis vaksin berbeda-beda ada yang memberikan kekebalan seumur hidup dan ada yang memerlukan dosis ulang, seperti vaksin COVID-19.

Baca juga: Pemkot Semarang gerak cepat koordinasi bandara-pelabuhan atasi COVID

Meskipun tidak memberikan kekebalan seumur hidup, kata dia, vaksinasi dapat mengurangi risiko penularan dan gejala yang parah.

"Vaksinasi COVID-19 bukan berarti kita tidak bisa tertular, tetapi kita akan mengalami gejala yang sangat ringan karena tubuh sudah memiliki antibodi. Oleh karena itu, mencegah penularan tidak hanya melalui vaksin, tetapi juga dengan menggunakan masker sebagai langkah pencegahan melalui udara dan pernapasan," katanya.

Windhu berharap, masyarakat terus mendukung program vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, terutama mengingat adanya varian baru, seperti Omicron EG.5 yang menjadi perhatian global.

Kementerian Kesehatan telah menyebar surat edaran terkait dengan kewaspadaan penularan COVID-19 ditujukan kepada kepala Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), kepala Laboratorium Kesehatan Masyarakat (LKM), direktur rumah sakit, kepala puskesmas, dan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) di seluruh Indonesia.

Kemenkes juga meminta para penerima SE memantau tren peningkatan kasus Influenza Like Illness (ILI)-Severe Acute Respiratory Infection (SARI), pneumonia, dan suspek COVID-19 melalui Surveilans Berbasis Indikator/Indicator Based Surveillance (IBS) dan Surveilans Berbasis Kejadian/Event Based Surveillance (EBS).

Baca juga: Waspada, Kemenkes sebut kasus COVID-19 meningkat di 21 provinsi
Baca juga: Kemenkes: Segera manfaatkan persediaan 4,1 juta dosis vaksin COVID-19
Baca juga: Kemenkes buka layanan vaksinasi COVID-19 di jalur mudik Natal

Pewarta: Rivan Awal Lingga
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023