Sebaiknya warga menahan diri dulu untuk tidak berlibur ke negara tetangga, Malaysia dan Singapura
Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau, mengimbau masyarakat tidak melakukan perjalanan ke Malaysia dan Singapura selama libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 untuk mencegah penularan COVID-19 yang tengah melonjak di negeri jiran tersebut.

Kedua negeri jiran itu diketahui memang menjadi salah satu tujuan liburan warga Kepri saat libur panjang, demikian pula sebaliknya warga Singapura dan Malaysia menjadi penyumbang kunjungan wisman terbesar ke Kepri, karena secara geografis jaraknya cukup dekat satu sama lainnya.

"Sebaiknya warga menahan diri dulu untuk tidak berlibur ke negara tetangga, Malaysia dan Singapura," kata Kepala Dinkes Kepri Mochammad Bisri di Tanjungpinang, Senin.

Bisri mencontohkan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin belum lama ini melakukan kunjungan kerja ke Malaysia, namun setelah pulang ke tanah air langsung menjalani vaksin booster dan isolasi karena menunjukkan gejala COVID-19.

Oleh karena itu, menurutnya, mendatangi negara yang sedang mengalami lonjakan kasus COVID-19, sama halnya dengan memasuki sarang penyakit.

Baca juga: Ditemukan 8 kasus COVID sepekan, Dinkes Bantul imbau prokes diterapkan

Baca juga: Menkes: Presiden Jokowi akan umumkan kebijakan terkait endemi COVID


Ia menyarankan warga cukup berlibur di daerah pada akhir tahun ini, karena potensi wisata di Kepri tidak kalah bagus dengan Singapura maupun Malaysia.

"Kita punya objek wisata menarik di Bintan, Batam, serta Tanjungpinang," ungkap dia.

Lebih lanjut Bisri menyampaikan di Kepri saat ini belum ditemukan adanya kasus COVID-19 yang baru, kendati di beberapa daerah di Indonesia belakangan ini sudah terjadi lonjakan kasus COVID-19.

Ia pun meminta masyarakat tidak perlu panik terhadap kasus COVID-19 sub varian dari Omicron (EG 5) yang sedang berkembang, tetapi tetap perlu waspada dan mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, tidak bepergian jika mengalami gejala COVID-19, serta melakukan vaksinasi lengkap bagi yang belum divaksin.

"Sub COVID-19 varian baru ini pun tidak terlalu berbahaya, namun kita tetap tak boleh lengah, terapkan pola hidup bersih dan sehat," ujarnya.

Dia menambahkan pemerintah daerah telah mengantisipasi terhadap kenaikan kasus COVID-19, dengan menyiapkan fasilitas dan ruang pelayanan pasien COVID-19 di rumah sakit hingga puskesmas milik daerah setempat.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga tanggal 18 Desember 2023, kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia bertambah 234 orang, sehingga total kasus aktif saat ini mencapai 2.204 orang, dimana 116 orang dinyatakan sembuh, dan dua orang meninggal.

Baca juga: Benarkah ada pandemi 2.0? Berikut pernyataan Kemenkes

Baca juga: Epidemiolog ungkap 3 skenario yang mungkin terjadi pasca-endemi COVID


 

Pewarta: Ogen
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023