Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus mencari berbagai alternatif obat berbasis tumbuhan yang berkhasiat untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus maupun bakteri.
 
"Keanekaragaman hayati Indonesia yang melimpah memberikan peluang besar untuk menjelajahi khasiat tumbuhan lokal dalam mengatasi tantangan kesehatan tersebut," kata Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian di Jakarta, Senin.
 
Amarulla mengatakan penelitian-penelitian terkini menunjukkan bahwa berbagai jenis tumbuhan mengandung senyawa aktif potensi antimikroba, antivirus, dan antiinflamasi yang dapat menjadi dasar bagi pengembangan obat-obatan baru.
 
Menurut dia, penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan sumber daya alam hayati terutama tumbuh untuk pengobatan penyakit infeksi menjadi langkah yang strategis dan relevan.
 
Amarulla berharap ilmuwan bisa menemukan berbagai solusi inovatif yang tidak hanya efektif, namun juga berkelanjutan serta dapat diakses oleh masyarakat luas.
 
BRIN memiliki beberapa fokus dalam menemukan kandidat obat-obatan baru yang terbuat dari produk alami, yaitu pengembangan tanaman obat sebagai sumber bahan baku anti-virus hepatitis B dan C.

Baca juga: Biodiversitas Indonesia potensial untuk industri obat tradisional

Baca juga: BRIN kaji kandidat antivirus dari tumbuhan obat tradisional

Baca juga: BRIN: Kelautan dan kemaritiman berperan wujudkan Indonesia Emas 2045
 
Kemudian, pencarian kandidat antiinfeksi dari jamur endofit yang berasosiasi dengan tumbuhan obat Indonesia dan riset pengembangan obat antimalaria baru dari daun johar.
 
"Semua riset tersebut adalah inovasi yang baru... mencegah orang sakit jauh lebih baik daripada mengobati orang sakit," ucap Amarulla.
 
Berdasarkan hasil riset BRIN, tanaman johar menjadi kandidat obat baru untuk penyakit malaria. Bagian tanaman yang digunakan adalah daun.
 
Periset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional BRIN Yuli Widyastuti memaparkan penelitian terhadap johar telah dilakukan secara intensif dari berbagai aspek mulai dari pra-klinik sampai uji klinik fase I dan fase II (dalam bentuk ekstrak).
 
Johar memiliki keunggulan pertumbuhan cepat, tahan kekeringan, dan kosmofit. Hasil uji klinik fase I memastikan ekstrak johar aman terhadap fungsi hati dan ginjal pasien.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2023