Brussel (ANTARA) - Pada bulan September, di International Motor Show (IAA) 2023 di Munich, Jerman, perusahaan pembuat baterai kendaraan listrik buatan China Contemporary Amperex Technology Co., Ltd. (CATL) menghadirkan baterai lithium iron phosphate (LFP) baru yang dapat memberi daya pada jarak berkendara 400 Km.

Dengan pengisian daya selama 10 menit, hal itu menjadikan teknologi pengisian cepat lebih terjangkau bagi konsumen.

"Kami berharap baterai ini dapat menjadi standar baru bagi industri," kata insinyur desain sel CATL, Gao Pengfei.

Gao menambahkan bahwa beberapa produsen kendaraan listrik Eropa tertarik dengan teknologi baru CATL yang dapat meningkatkan daya saing mereka di industri yang berkembang pesat tersebut.

Keunggulan pabrikan mobil China seperti inovasi teknologi dan pengembangan perangkat lunak yang cepat. Mereka masuk ke sektor kendaraan listrik dengan lebih awal.

Ferdinand Dudenhoeffer, direktur CAR Center Automotive Research Duisburg yang berbasis di Jerman, meyakini bahwa dalam lima hingga 10 tahun mendatang, banyak kendaraan listrik dan kendaraan energi baru China akan memenuhi jalanan Eropa.


Sinergi Eropa-China
Industri otomotif, dengan integrasi silang teknologi dan rantai pasokan yang semakin mendalam, merupakan industri yang sangat terglobalisasi dan memerlukan kerja sama internasional.

Para ahli menunjukkan bahwa China dan Eropa saling melengkapi dan memiliki karakteristik masing-masing dalam hal teknologi, kapasitas produksi, dan rantai pasokan.

Kerja sama saling menguntungkan itu membuat perusahaan-perusahaan otomotif tradisional Eropa mempercepat proses elektrifikasi mereka, sementara produsen kendaraan listrik China memperluas pasar global mereka dalam proses tersebut.

BYD, bekerja sama dengan kolaborator lokal, telah memasuki 15 negara Eropa, termasuk Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol; sementara XPeng memadukan penjualan langsung dengan kolaborasi agen lokal untuk penjualan dan layanan.

NIO dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk bermitra dengan dealer-dealer di Eropa guna mendongkrak penjualan.

Raksasa baterai CATL, setelah menjadi pemasok BMW pasca-didirikan pada tahun 2011, bekerja sama dengan beberapa perusahaan, termasuk Volkswagen, Mercedes-Benz, dan PSA, sejak saat itu.

Seiring perusahaan-perusahaan kendaraan listrik dan produsen baterai China memperluas pangsa pasar mereka di Eropa, para pemain utama Eropa bergegas bekerja sama dengan mitra China mereka untuk mencapai sinergi yang lebih besar.

Pada Juli, Volkswagen Group memperkuat kehadirannya di China dengan mengakuisisi 4,99 persen saham di perusahaan rintisan kendaraan listrik lokal XPeng.

Sementara itu, pabrikan merek mobil mewah Audi semakin memperluas kerja samanya dengan mitra usaha patungannya di China, SAIC.

Kemudian pada Oktober, Stellantis, sebuah perusahaan otomotif multinasional yang berkantor pusat di Amsterdam, Belanda, mengumumkan akuisisi 20 persen saham produsen kendaraan listrik China, Leapmotor.

Kesepakatan tersebut menguraikan pembentukan usaha patungan yang dipimpin Stellantis dengan porsi 51:49 yang memberikan Stellantis "hak eksklusif" untuk ekspor dan penjualan, serta pembuatan, produk Leapmotor di luar China Raya.

"Kami akan menggabungkan pengalaman dan pengetahuan kami dengan teknologi baru yang sedang dikembangkan di China. Kombinasi ini akan membuat kami begitu istimewa. Kami memiliki warisan, dan kami akan mengintegrasikan teknologi baru ini ke dalam produk-produk kami yang terkenal," kata Oliver Blume, CEO Volkswagen Group.

Pemasok suku cadang dan komponen mobil asal Jerman ZF Group, selain meningkatkan kerja samanya dengan China, juga melihat peluang baru untuk bekerja sama dengan produsen mobil China yang ingin memperkuat kehadiran di pasar Eropa, kata CEO ZF Group Holger Klein.

"ZF ingin bekerja sama dalam seluruh spektrum produk yang kami miliki," ujar Holger.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023