Oligarki membayang-bayangi dan menghantui setiap sendi kehidupan bernegara, tolong yakinkan kami bahwa rencana ekonomi hijau akan lepas dari bayang-bayang oligarki, agar transisi ekonomi hijau berjalan nyata
Jakarta (ANTARA) - Tiga tim sukses (timses) pasangan capres dan cawapres menanggapi kekhawatiran terkait potensi transisi ke ekonomi hijau di tanah air akan dibayangi oleh oligarki.

Anggota Dewan Pakar TPN Prabowo-Gibran menyoroti perbedaan antara oligarki buruk yang perlu dicegah dan dikendalikan oleh negara dan oligarki baik yang dapat menjadi mitra dalam upaya mencapai ekonomi hijau.

"Bad oligarki kita cegah, kalau bisa di bawah Kendali negara. Tapi good oligarki mungkin bisa kita jadikan teman seperjuangan. Realitanya banyak teman- teman eks Greenpeace di berbagai negara masuk jadi direktur di oligarki kok," ujar Drajad saat kegiatan Launching Policy Briefing Greenpeace Indonesia dan CELIOS : Nasib Transisi Ekonomi Hijau di Tahun Politik di Jakarta, Selasa.

Hal itu disampaikan Drajad menanggapi pernyataan Media Campaigner Greenpeace Indonesia Vela Andapita yang mengungkapkan keprihatinan terkait potensi bayang-bayang oligarki yang mungkin menghantui langkah-langkah transisi ke ekonomi hijau di Indonesia.

"Oligarki membayang-bayangi dan menghantui setiap sendi kehidupan bernegara, tolong yakinkan kami bahwa rencana ekonomi hijau akan lepas dari bayang-bayang oligarki, agar transisi ekonomi hijau berjalan nyata," ujar Vela.

Drajad juga menekankan perlunya kerjasama dengan pihak seperti Greenpeace dan World Wide Fund for Nature (WWF), menyatakan bahwa baiknya oligarki bisa menjadi sekutu dalam perjuangan tersebut.

Sementara itu, Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Agus Hermanto menambahkan bahwa perencanaan mereka secara menyeluruh, termasuk perencanaan, penganggaran program, dan lainnya, tidak melibatkan oligarki.

"Kita pastikan di TPN ganjar Mahfud yang anakannya perencanaan kita seluruhnya mulai dari perencanaan, budgeting program, tak ada oligarki setitik pun,"ujar Agus.

Namun, dia juga mengakui perlunya informasi eksternal dan menyoroti peran Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dalam mencegah oligarki. Hermanto berjanji untuk memperkuat KPPU jika pasangan Ganjar-Mahfud terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.

"Kalau nanti Ganjar-Mahfud jadi presiden dan wapres kekuatan KPPU harus dikuatkan sehingga oligarki betul- betul akan kita hilangkan," kata Agus.

Sedangkan Juru Bicara Anies-Muhaimin Irvan Pulungan menekankan komitmen mereka untuk membuka ruang partisipasi publik yang transparan dalam merumuskan kebijakan.

"Kami berkomitmen untuk mendorong dan menyediakan ruang-ruang perumusan kebijakan politik dan ruang publik yang terang benderang, yang mana seluruh aktor, seluruh warga terdampak bisa bernegosiasi dengan posisi yang sama. Kita berkomitmen untuk memberikan informasi yang sama, akses partisipasi yang sama, akses kebijakan yang sama, agar posisinya sama," ujar Irvan.

Baca juga: Peneliti BRIN: Perlu kepemimpinan berkomitmen kuat melawan oligarki
Baca juga: MPR: Perlu pendidikan politik tekan dampak praktik oligarki
Baca juga: Gotong royong dana kampanye singkirkan cukong politik dalam pemilu


Pewarta: Arif Prada
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2023