... Konflik horizontal itu sulit untuk dicegah dan korban sudah berjatuhan... "
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Yudhoyono berharap kedua belah pihak berseberangan di Mesir dapat saling menahan diri menghindari korban jatuh lebih banyak. Sejauh ini telah 72 tewas dalam pertikaian di Mesir. 

"Mudah-mudahan dalam keadaan seperti ini kedua belah pihak bisa menahan diri untuk tidak lebih banyak lagi korban. Rekonsiliasi, apa kompromi yang bisa dilakukan," kata Yudhoyono, di Jakarta, Senin, terkait konflik di Mesir.

Dia merujuk pada kelompok pemerintah sementara yang didukung militer dengan para pendukung (bekas) Presiden Mesir, Mohamad Moursi, yang telah digulingkan militer. 

Sampai kini tidak diketahui di mana Moursi berada, atau bahkan apakah Moursi dalam keadaan baik. Sejumlah pengamat menilai, kesimpang-siuran informasi tentang kedua hal ini berperan sangat besar terhadap kerusuhan berdarah --mengarah perang saudara-- di Mesir. 

Sejauh ini, kerusuhan berdarah masih terlokalisasi di Kairo, dan "poros" Terusan Suez. Area pariwisata penghasil devisa penting, Sharm-el-Sheikh, dan kawasan penting Aswan, belum terlalu bergolak.

Yudhoyono juga berharap agar masyarakat internasional, khususnya PBB, juga ikut mencari solusi. "Negara-negara sekitar juga bagus untuk membikin teduh bukan memisah-misahkan," katanya.

Lebih lanjut, Yudhoyono mengatakan telah menginstruksikan Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Nurfaizi, untuk memastikan keamanan dan keselamatan warga negara Indonesia di Mesir.

"Saya dilapori masyarakat Indonesia dalam keadaan terkontrol, mahasiswa kita juga baik," katanya.

Yudhoyono secara khusus mengintruksikan warga negara Indonesia untuk tidak melibatkan diri dalam konflik apapun. "Jauhi tempat-tempat membahayakan, kemudian pelihara komunikasi," katanya.

Dia menyebut situasi di Mesir saat ini sebagai berbahaya pascaberlanjutnya konflik horizontal yang melibatkan ratusan ribu massa yang yang saling berhadap-hadapan. "Konflik horizontal itu sulit untuk dicegah dan korban sudah berjatuhan," ujarnya.

Pewarta: GNC Aryani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013