"Pertama tentu kita hargai (pernyataan Anies), namanya pasangan calon (paslon) capres menyampaikan dirinya lebih unggul ketimbang yang lain, itu wajar. Tapi untuk bicara konteks NTB kan harus berbasis data kekinian dan kesejarahan,"
Mataram (ANTARA) - Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Nusa Tenggara Barat menanggapi statemen Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan yang bisa mengalahkan dominasi Prabowo Subianto di wilayah itu pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Sekretaris TKD Prabowo-Gibran NTB Nauvar Furqani Farinduan mengatakan, Anies mesti bicara berbasis data ilmiah atau data lembaga survei jikalau mengatakan sesumbar menang di NTB.

"Pertama tentu kita hargai (pernyataan Anies), namanya pasangan calon (paslon) capres menyampaikan dirinya lebih unggul ketimbang yang lain, itu wajar. Tapi untuk bicara konteks NTB kan harus berbasis data kekinian dan kesejarahan," ujarnya melalui telepon di Mataram, Rabu.

Saat ini, kata Farin belum muncul data atau angka yang menunjukkan Anies-Muhaimin atau AMIN lebih dominan daripada Prabowo-Gibran di NTB.

"Kalau dikatakan bahwa bisa menggeser dominasi Prabowo, dari sisi data objektif saja belum pernah ada data yang muncul memberikan gambaran bahwa AMIN lebih unggul dari Prabowo-Gibran," terangnya.

Sekretaris DPD Partai Gerindra NTB itu mengaku, Prabowo telah terbukti memenangkan dua kali episode pilpres sebelumnya di NTB. Kesejarahan itu, kata Farin membuat pihaknya tetap yakin NTB akan tetap menjadi lumbung suara Prabowo-Gibran di 2024.

"Pertanyaannya, apakah dominasi Pak Prabowo terdegradasi hari ini? Bisa saja. Karena ada tiga paslon. Tapi kalau dikatakan bahwa Prabowo akan terlampaui rasanya agak sulit kalau berdasarkan dua indikator itu (berbasis data dan kesejarahan)," ungkap Wakil Ketua DPRD NTB itu.

Alasan lain yang membuat pihaknya masih yakin Prabowo-Gibran bakal menang di NTB adalah parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM) di NTB mayoritas diisi oleh partai besar di NTB.

Koalisi parpol pengusung Prabowo-Gibran secara akumulatif menguasai sekira 48,06 persen berdasarkan hasil pemilu 2019 silam. Hal itu terdiri atas Partai Gerindra 16,6 persen, Partai Golkar 12,53 persen, Partai Demokrat 7,78 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 7,5 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 2,75 persen, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 0,9 persen, ditambah lagi dengan kekuatan Partai Gelora yang baru menjadi peserta pemilu di 2024 mendatang.

Sementara parpol Koalisi Perubahan Anies-Cak Imin punya bekal suara 24,15 persen. Yang terdiri atas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 10,99 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 7,12 persen, dan Partai NasDem 6,04 persen.

Sementara Ganjar-Mahfud di posisi paling buncit. Mereka punya penguasaan sekitar 21,68 persen. Dengan rincian Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 8,15 persen, PDIP 7,32 persen, Hanura 3,82 persen, serta Perindo 2,39 persen.

"Selanjutnya, captive market atau voters pemilih di NTB pada 2024 it7 milenial dan gen z dominan. Itu terwakili melalui figur paslon nomor urut 2, ada Gibran sebagai cawapres," katanya.

Sebelumnya survei Prediksi Survei dan Statistik Indonesia (Presisi) merilis hasil survei Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Pulau Lombok, NTB.

Presisi mengungkap elektabilitas Capres dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) di Pulau Lombok.

Survei dilakukan pada 25 Oktober sampai dengan 8 November 2023 menggunakan metode sampling-acak bertingkat (multistage random sampling) dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Adapun sebaran 880 responden di lima kabupaten/kota di NTB.

Presisi memotret hasil bahwa capres-capwapres nomor urut 2 yakni Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka meraih elektabilitas 42,70 persen. Disusul Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar 22 persen dan di posisi paling buncit Ganjar Pranowo - Mahfud MD memperoleh angka keterpilihan 12,30 persen. Angka swing voters (pemilih mengambang) 23 persen dengan margin of eror 3 persen.

Calon presiden Anies Baswedan percaya diri dapat menggeser dominasi Prabowo di NTB pada Pilpres 2024. Hal itu disampaikan Anies dalam safari politiknya di Lombok, Selasa (19/12).

Anies mengatakan masyarakat NTB selalu mendorong adanya perubahan pada setiap episode pilpres. Ia mencontohkan pada Pilpres 2019, suara petahana (Joko Widodo) ketika itu kalah di NTB.

"Ketika ada pilpres, mereka mendorong semangat perubahan. Dan di (Pilpres) 2019, aspirasi perubahan itu dititipkan lewat non-incumbent yang bukan petahana," kata Anies.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meyakini pemilih NTB memiliki semangat yang sama dan mendorong perubahan dengan mendukung pasangan calon (paslon) non-incumbent. Dia pun optimistis bisa menang di wilayah tersebut.

"Sekarang semangat perubahan itu kami dorong ke depan, Insya Allah optimis di NTB. Ini semangat perubahan akan muncul," katanya.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023