Ankara (ANTARA) - Para pejabat senior militer AS dan China mengadakan pertemuan virtual pada Kamis (21/12), yang merupakan percakapan pertama dalam lebih dari setahun antara kedua pihak yang kerap terlibat dalam serangkaian perselisihan itu.

Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Angkatan Udara Charles Q. Brown dan Jenderal Liu Zhenli dari Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) membahas sejumlah isu keamanan global dan regional, menurut laporan surat kabar China, Global Times.

Liu, yang merupakan Kepala Departemen Staf Gabungan Komisi Militer Pusat (CMC) --badan militer yang bertanggung jawab atas operasi tempur dan perencanaan China-- mengatakan bahwa "masalah Taiwan adalah murni urusan internal China, yang tidak mengizinkan campur tangan eksternal."

AS harus menghormati kedaulatan teritorial dan hak-hak maritim China di Laut China Selatan, katanya.

“Jenderal Brown membahas pentingnya bekerja sama untuk mengelola persaingan secara bertanggung jawab, menghindari salah perhitungan, dan menjaga jalur komunikasi yang terbuka dan langsung,” demikian pernyataan kantor Kepala Staf Gabungan AS.

Brown menegaskan kembali pentingnya keterlibatan PLA dalam dialog substantif untuk mengurangi kemungkinan kesalahpahaman, lanjutnya.

China memutuskan komunikasi militer tingkat tinggi dengan AS setelah Ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi melakukan perjalanan mendadak ke Taiwan.

Namun, pada November 2023, Presiden China Xi Jinping terbang ke Amerika Serikat dan mengadakan pertemuan puncak dengan timpalannya, Joe Biden, dalam upaya untuk meredakan ketegangan.

Pembicaraan kali ini adalah komunikasi militer tingkat tertinggi kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu. Washington dan Beijing kerap terlibat perselisihan dalam sengketa Laut China Selatan.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Apa saja potensi ketegangan AS-China pada 2024?
Baca juga: China akan hukum perusahaan yang terlibat jual senjata ke Taiwan

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023