Jakarta (ANTARA/JACX) – Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka menyebutkan salah satu langkah untuk keluar dari "middle income trap" (jebakan pendapatan menengah) adalah dengan memberi nilai tambah di dalam negeri.

Middle income trap merupakan suatu keadaan ketika negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah, tetapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut, dan melaju menjadi negara maju.

Investasi dan pemerataan juga menjadi salah satu upaya untuk keluar dari masalah tersebut.

Gibran pun melanjutkan bahwa investasi di luar Jawa kini sudah mencapai lebih dari 50 persen.

"Pemerataan pembangunan itu wajib, sekarang investasi yang ada di luar Jawa sudah ada 53 persen," katanya dalam acara Debat Cawapres di Jakarta, Jumat.
 
Lalu, benarkah klaim Gibran soal investasi di luar Jawa capai 53 persen?

Penjelasan:

Pakar ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha, Putu Sukma Kurniawan mengatakan luar Pulau Jawa secara wilayah masih mendominasi investasi yang masuk. Porsinya mencapai 51 persen atau setara Rp 190,9 triliun dari investasi sembilan bulan pertama tahun 2023.

Angka di atas naik 14,7 persen secara tahunan dan 4,9 persen secara kuartal.

Sementara itu, investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 183,5 triliun, tumbuh 29,7 persen yoy dan 9,4 persen secara qtq. Realisasi tersebut setara dengan 49,0 persen dari total investasi kuartal III 2023.

Alexander Michael Tjahjadi dari Think Policy Indonesia menambahkan investasi di luar Pulau Jawa tepatnya mencapai 52,3 persen.

Secara nominal, di antara provinsi di luar Jawa, Sulawesi Tengah muncul sebagai daerah dengan realisasi investasi tertinggi yaitu Rp 26,6 triliun.

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Neni Susilawati memaparkan pada tahun 2022, realisasi investasi di Indonesia memang telah mencapai poin di mana 53 persen dari total investasi berlokasi di luar Pulau Jawa. 

Menurut dia, hal itu menurut data dan pernyataan dari beberapa sumber:

1. Realisasi Investasi 2022. Dilaporkan bahwa realisasi investasi di tahun 2022 mencapai Rp 1.207 triliun, dengan 53 persen di antaranya berada di luar Pulau Jawa. Capaian ini melampaui target investasi yang ditetapkan Presiden Joko Widodo untuk tahun tersebut.

2. Pernyataan Presiden Joko Widodo: Presiden Jokowi sendiri telah menyampaikan bahwa investasi yang masuk ke daerah luar Pulau Jawa telah mencapai 53 persen. Beliau menekankan bahwa sebaran investasi ini menggambarkan telah terjadinya pemerataan ekonomi. Lebih lanjut, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa dengan 53 persen investasi berada di luar Jawa (dan hanya 47 persen di Jawa), ini menunjukkan adanya potensi pemerataan ekonomi tidak hanya di Jawa tetapi juga di luar Jawa.

3. Dampak Positif Pemerataan Investasi: Kondisi di mana lebih dari 50 persen investasi berada di luar Jawa dianggap sebagai hasil positif dari pembangunan yang telah dilakukan, serta memberi indikasi pemerataan ekonomi yang lebih baik di seluruh Indonesia.

Dari informasi ini, dapat disimpulkan bahwa investasi di luar Pulau Jawa memang telah mencapai angka 53 persen pada 2022, yang merupakan langkah signifikan dalam mencapai pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia.

"Ini menunjukkan adanya diversifikasi geografis dalam investasi, yang penting untuk pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan inklusif di seluruh negara," kata Neni.

Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 18 media di Indonesia.

Baca juga: Gibran sebut pembangunan transportasi umum atasi masalah perkotaan

Cek fakta: Cek Fakta, Gibran sebut pembangunan IKN berpotensi menciptakan pusat baru ekonomi hingga membuka lapangan kerja, benarkah?

Baca juga: Gibran: Banyak yang gagal paham soal pendanaan IKN







 

Pewarta: Tim JACX
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2023