Debat mungkin kurang memberikan solusi praktis dan terukur untuk masalah ekonomi yang rumit, seperti inflasi, ketimpangan pendapatan, atau pengangguran
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Pengamat ekonomi Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq (UIN KHAS) Muhammad Fauzinudin Faiz menilai bahwa ketiga calon wakil presiden dalam debat tahap kedua masih kurang memaparkan kedalaman analisis dan solusi praktis dalam argumen-nya.

"Kekurangan dalam analisis, seperti bagaimana secara spesifik rencana mereka akan diimplementasikan dan dampak jangka panjangnya, serta solusi praktisnya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat malam.

Menurutnya tema debat tahap kedua sudah bagus yakni memfokuskan pada ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, pajak, dan tata kelola APBN/APBD. Itu menunjukkan kesadaran akan isu-isu yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.

Baca juga: Cak Imin: Perlu perangkat regulasi kembangkan ekonomi syariah

Baca juga: Mahfud akan perketat rekrutmen diplomat untuk menjadi agen ekonomi


"Debat mungkin kurang memberikan solusi praktis dan terukur untuk masalah ekonomi yang rumit, seperti inflasi, ketimpangan pendapatan, atau pengangguran," tuturnya.

Karena fokus debat terkait ekonomi, lanjut dia, para cawapres seharusnya bisa memberikan rencana ekonomi yang lebih rinci, termasuk langkah-langkah spesifik, timeline, dan sumber pendanaan.

Ia menjelaskan cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin membawa isu kesetaraan ekonomi dengan membangun ekonomi pakai hati pakai otak dan itu masih penjelasan yang normatif.

"Ketika cawapres Mahfud bertanya terkait kenapa target 5 persen bukan 7 persen pertumbuhan ekonomi, maka jawabannya masih jawaban politikus," ucap Pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jember itu.

Sedangkan cawapres Gibran Rakabuming Raka karena usia masih muda maka dia lebih bisa berbicara istilah-istilah baru di digitalisasi. Kalau cawapres Machfud Md masih kukuh dengan perbaikan hukum yang mendorong ekonomi seperti perbaikan pajak, dan regulasi regulasi.

"Intinya semua masih berbasis pengetahuan dan pengalaman bidang masing masing. Sebaiknya lebih bagus model menjawab pertanyaan panelis seperti yang dulu," harapnya.

Baca juga: Gibran: Lebur DJP, Bea Cukai untuk fokus penerimaan negara 

Fauzinudin menilai debat capres-cawapres saat ini seakan akan tim sukses masing masing menyiapkan pertanyaan untuk lawannya dengan materi yang menjadi kelemahan calon lainnya, sehingga kesannya tidak menarik.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan tiga pasang capres-cawapres peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 pada Senin 13 November 2023.

Hasil pengundian nomor urut sehari berselang menetapkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.

Selepas debat pertama antarcapres pada Selasa (12/12), KPU menggelar debat kedua yang melibatkan tiga cawapres pada Jumat (22/12) di Jakarta.

Tema debat kedua meliputi ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023