Umat lemah, termasuk lemah dalam akidah, pendidikan, ekonomi, dan berbagai aspek.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin meminta Nahdlatul Ulama sebagai organisasi besar memainkan perannya dalam membantu bangsa menghadapi tantangan dan isu-isu global, seperti peperangan, perubahan iklim, pandemi COVID-19, serta pesatnya kemajuan teknologi dan kecerdasan buatan.

"NU harus mengambil peran di sini karena NU organisasi besar dan punya tanggung jawab besar pada keumatan, kemanusiaan, dan dunia," kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam sambutannya saat menghadiri Pelantikan dan Rapat Kerja Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, sebagaimana disaksikan secara daring dari Jakarta.

Wapres mengatakan bahwa NU punya kewajiban melindungi umat dari berbagai paham yang keluar dari kaidah ahlussunnah waljamaah. Wapres mencermati, dalam memahami konsep Islam, ada umat yang terlalu ekstrem.

"Untuk itu, kita membangun Islam yang wasathiyyah, yang moderat. Itu yang kita sebut paham ahlussunnah waljamaah, paham-paham yang moderat," jelasnya.

Wapres menuturkan bahwa NU bertanggung jawab memberdayakan umat karena masih banyak pemeluk Islam yang berada dalam kondisi fakir dan lemah.

"Kita 'kan supaya jangan meninggalkan anak cucu yang lemah karena yang lemah itu akan jadi objek terus," kata Wapres mengingatkan.

Umat lemah yang dimaksud Wapres, termasuk lemah dalam akidah, pendidikan, ekonomi, dan berbagai aspek.

Baca juga: Wapres harapkan masjid di "rest area" jadi tempat pembinaan agama
Baca juga: Wapres: Revolusi mental tak semudah seperti membalikkan telapak tangan


"Ini saya kira tanggung jawab keumatan yang jadi PR besar bagi kita. Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia yang besar," kata Wapres.

Ma’ruf Amin menegaskan bahwa NU memiliki tanggung jawab terhadap bangsa. NU sejak masa perjuangan sudah punya sikap untuk membela kemerdekaan.

"Prinsipnya adalah hubbul wathan minal iman, cinta tanah air daripada iman. Nah itu yang diimplementasikan para ulama dahulu sehingga lahir fatwa jihad," jelas Wapres.

Terlebih, kata Wapres, Indonesia sedang menuju Indonesia Emas 2045, sebagai negara yang maju dan sejahtera. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu SDM yang andal.

"Dan NU harus mengambil peran, harus berkontribusi optimal dalam mewujudkan, bukan saja mempertahankan Indonesia dengan fatwa jihadnya, melainkan berkontribusi besar untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045," tuturnya.

Berdasarkan informasi yang diterima, turut hadir dalam acara tersebut, antara lain, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Ketua Umum PP ISNU dan Sekretaris Umum Pimpinan PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama K.H. Ali Masykur Musa, Forkopimda Jatim, rektor perguruan tinggi, serta pimpinan ISNU wilayah dan pimpinan cabang ISNU se-Jawa Timur.

Pada kesempatan itu, Wapres didampingi istri Wury Ma’ruf Amin, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono W.S., Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, Masykuri Abdillah, Robikin Emhas, Zumrotul Mukaffa, dan Arif Rahmansyah Marbun, serta Tim Ahli Wapres Nurdin Tamobolon, Johan Tedja, dan Farhat Brachma.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023