Jakarta, 1/8 (ANTARA) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjanji akan memberikan bantuan buat para nelayan di Pantai Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Bantuan itu, kata dia, akan disalurkan lewat koperasi untuk menambah modal para nelayan turun melaut. "Agar nelayan bisa lepas dari utang, sehingga diharapkan tidak ada kesenjangan lagi di masyarakat pantai ini". Demikian disampaikan SBY saat melakukan peninjauan ke Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Puger, Kabupaten Jember dalam rangkaian Safari Ramadhan 1434 H ke Provinsi Jawa Timur, Rabu (31/7)
       
     Setelah berpidato singkat, Presiden meninjau sebuah pelabuhan di sana. Dari dialog dengan nelayan dan pedagang ikan, SBY menyimpulkan ada empat masalah penting yang ditemukan di pesisir Puger. Keempat masalah itu adalah (1) pendangkalan di Muara Sungai Puger, (2) pemecah ombak yang tidak efektif, (3) tidak ada lampu dermaga menuju laut lepas, dan (4) nelayan masih tergantung kepada "pengambek" atau juragan yang memberikan utangan kepada nelayan.
       
     Tugas pemerintah, kata SBY, adalah memberikan bantuan yang memecahkan masalah. SBY langsung memberikan perintah kepada Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto untuk mengurusi pengerukan dan perbaikan muara sungai dan sekitar dermaga.
       
     Adapun tentang break water, SBY mengatakan akan memberikan tugas kepada Menteri Kelautan dan Perikanan untuk membangun ulang pemecah ombak. Persoalan lainnya, seperti lampu penerangan dan perbaikan dermaga, juga akan segera ditangani. "Namun hal itu tidak bisa dilakukan dengan segera saat ini juga. Masih memerlukan waktu dan perencanaan. Kita juga harus mengecek dahulu," ujar SBY.   
       
     Pada kesempatan yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo menegaskan bahwa  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mempelajari dan mengecek lebih detail sarana yang menjadi kebutuhan nelayan Puger, termasuk pembenahan break water. "Kita pastikan akan berikan bantuan pada 2014. Makanya perlu dicek lagi, apa saja dan berapa kebutuhannya," ujar Sharif.

     AYO MAKAN IKAN
       
     Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo mengkampanyekan ikan sebagai makanan pokok masyarakat. Menurutnya, daripada makan daging sapi yang harganya mahal, lebih baik makan ikan. Alasannya, ikan masih murah harganya dan mengandung banyak protein. "Selama ini kan yang diributkan selalu daging sapi. Daripada ributin daging sapi lebih baik makan ikan. Ikan kita jadikan makanan pokok," ujarnya.
       
     Sharif menegaskan, di tengah harga daging sapi yang melonjak tinggi, harga ikan justru cenderung stabil. Sharif pun mengimbau masyarakat lebih memilih mengkonsumsi ikan ketimbang daging sapi. Selain lebih murah, ikan juga mengandung lebih banyak nutrisi. “Sapi adalah daging merah. Kalau ikan proteinnya tinggi, gizinya tinggi, punya omega tiga untuk otak, dan sebagainya. Jadi, nutrisinya jauh lebih baik daripada daging merah. Kenapa kita musti terlalu memusingkan (daging sapi),” ujarnya.
       
     Sharif melanjutkan, konsumsi ikan lebih tinggi daripada konsumsi daging. Konsumsi ikan mencapai 33 kilogram (kg) per kapita per tahun. Sementara konsumsi daging sapi hanya sampai 3-5 kg per kapita per tahun. "Daging sapi kurang dari 5 kg per kapita per tahun. Ini yang selama ini diributkan. Ikan 33 kg per kapita per tahun," tambahnya.
       
     Dengan konsumsi daging sapi yang rendah dibanding ikan, pemerintah masih harus mendatangkan pasokan dari negara lain (impor). Padahal, untuk komoditas ikan, Indonesia justru mengekspor lebih besar daripada impor. “Ekspor kita 1:10 daripada impor.. Impor kita cuma US$ 380 juta, Ekspor kita US$ 4 miliar. Jadi kenapa kita mesti sibuk-sibuk mengenai daging sapi," ujar Sharif.
        
     Saat ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengkampanyekan konsumsi ikan kepada masyarakat. Harapannya, masyarakat bisa mulai memberi perhatian pada ikan sebagai makanan pokok. Kampanye ikan sebagai makanan pokok ini merupakan salah satu program KKP.

     Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Anang Noegroho, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, HP. 0811806244

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2013