Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan PT Garuda Indonesia Tbk seharusnya lebih fokus mengembangkan rute penerbangan ke kawasan Asia Pasific ketimbang ke Eropa seperti London.

"Saya rasa rute ke sejumlah negara Asia seperti Shanghai, Hongkong, dan China `load factor`-nya (tingkat isian penumpang) sangat tinggi. Ini sangat bagus untuk terus dikembangkan," kata Dahlan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.

Sebaliknya menurut Dahlan, penerbangan Garuda rute Jakarta-London belum tentu menguntungkan, selain jaraknya yang terlalu jauh juga membutuhkan penanganan serius terkait infrastruktur bandara.

Sebelumnya, Garuda mengumumkan menunda pembukaan rute penerbangan Jakarta-London yang semula dijadwalkan dioperasikan pada 2 November 2013, menjadi Mei 2014.

Garuda menuding penundaan tersebut terkait dengan tingkat Indonesia "pavement classification number/PCN" atau tingkat kekerasan landasan pacu Bandara Soekarno-Hatta yang tidak sesuai standar unruk bisa diterbangi pesawat jenis pesawat B 777-300ER.

Pasalnya, untuk beroperasi secara "full capacity" melayani penerbangan langsung Jakarta - London (non-stop) dengan mengangkut 314 penumpang (8 first class, 38 business class, 268 economy class) dan kargo sebanyak 11 ton (maximum take-off weight seberat 351.534 kg), maka pesawat B 777-300ER memerlukan PCN 132 R/D/W/T, sedangkan saat ini PCN landasan di Soekarno-Hatta hanya 120 R/D/W/T.

Ternyata alasan Garuda yang menyalahkan tingkat PCN Soekarno-Hatta, tidak diterima oleh PT Angkasa Pura II.

Menurut Direktur Utama Angkasa Pura II Tri Sunoko, Garuda seharusnya tidak asal membuat perencanaan yang spektakuler namun tidak didukung fakta dan data yang sebenarnya.

"Mereka terlalu ekspansif, tapi tidak memikirkan kondisi yang ada. Ibaratnya, punya rumah di gang, tapi inginnya punya mobil besar. Tidak muat, tapi tetap dipaksakan, ya jangan kami yang disalahkan dong," tegas Tri.

Ia mengakui perencanaan suatu penerbangan harus dilihat dari banyak aspek, mulai dari landasan, navigasi, cuaca, geometri bandara, dan termasuk kesiapan perusahaan penerbangan itu sendiri.

"Tapi semuanya perlu dilakukan koordinasi, sehingga tidak ada yang didiskreditkan," ujar Tri.



Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013