Kalau kita lihat empat pilar pemajuan kebudayaan, salah satunya kan pemanfaatan. Apabila cagar budaya bicara identitas bangsa, kalau di luar itu (non-cagar budaya) yang menarik ya untuk ekonomi
Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Ferdiansyah menyarankan pemanfaatan benda non-cagar budaya untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) demi meningkatkan perekonomian bangsa.
 
"Kalau kita lihat empat pilar pemajuan kebudayaan, salah satunya kan pemanfaatan. Apabila cagar budaya bicara identitas bangsa, kalau di luar itu (non-cagar budaya) yang menarik ya untuk ekonomi, misalnya memberi pengalaman bagi wisatawan untuk merasakan apa yang hanya ada di Indonesia," katanya di Jakarta, Rabu.
 
Karena tidak ditetapkan sebagai cagar budaya dan tidak dilindungi secara khusus, kata dia, benda-benda bersejarah tersebut mungkin bisa dimanfaatkan untuk dilihat atau disentuh para wisatawan.
 
"Misalnya piring dari zaman Dinasti Ming yang ditemukan tenggelam di wilayah Indonesia, mengapa itu tidak kita pamerkan juga agar menjadi daya tarik wisatawan. Mereka bisa merasakan langsung menyentuh piring tersebut. Jadi pemerintah juga harus cerdas, tidak hanya fokus pada pengeluaran, tetapi penerimaan juga," ucapnya.

Baca juga: Komisi X DPR RI tekankan pentingnya perubahan UU Cagar Budaya
 
Ia memaparkan hasil PNBP tersebut tetap mesti diatur berdasarkan undang-undang, yang jika dikapitalisasi secara benar dapat menguntungkan untuk pelestarian budaya.
 
"Riset tentang kebudayaan kan juga perlu fasilitasi yang lebih baik dan untuk melakukannya kita butuh biaya yang tidak murah. Arkeolog juga perlu mendapatkan sertifikasi cagar budaya, sebagaimana cita-cita bangsa untuk menjaga budaya dalam haluan pembangunan nasional," tuturnya.
 
Ia juga menegaskan pengelolaan cagar budaya tidak bisa hanya dibatasi pada pemerintah daerah (pemda) atau pusat, mesti melibatkan masyarakat agar lebih berkelanjutan.
 
"Melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan pelestarian, seperti kunjungan ke situs bersejarah, juga dapat membantu memupuk rasa tanggung jawab kolektif," kata Ferdiansyah.

Baca juga: Museum Nasional bakal dilengkapi mitigasi kebakaran lebih canggih
 
Selain itu ia juga mendorong program-program pendidikan dan penelitian yang berkelanjutan, karena merupakan aspek penting dalam pelestarian cagar budaya.
 
"Ini termasuk pelatihan ahli, pengembangan kurikulum, dan dukungan bagi lembaga penelitian. Melalui penelitian yang berkelanjutan, pengetahuan dan pemahaman tentang cagar budaya dapat terus berkembang," katanya.

Cagar budaya, menurutnya, juga dapat berperan penting untuk keseimbangan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

"Beberapa kawasan cagar budaya mencakup kawasan alam yang berharga dan memiliki ekosistem yang sensitif. Melalui perlindungan cagar budaya, kelestarian lingkungan alam juga dipertahankan, memastikan bahwa warisan budaya dan keanekaragaman alam dapat dinikmati oleh generasi mendatang," ucap Ferdiansyah.

Baca juga: Kemendibudristek sebut pentingnya RPMK tentang layanan PNBP pendidikan

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023