Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meninjau fluktuasi harga kebutuhan bahan pokok di Pasar Johar Selatan Baru, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis siang.   

Wapres beserta Ibu Wury Ma'ruf Amin tiba di Pasar Johar sekitar pukul 10.00 WIB dan berdialog dengan sejumlah pedagang cabai di zona kios hasil bumi.

"Tiba-tiba harga naik pak. Yang tidak masuk akal, harga cabai lima hari lalu Rp100 ribuan, sekarang turun jadi Rp40 ribuan per kg," kata salah satu pedagang kepada Wapres Ma'ruf.  

Pedagang cabai bernama Riyati (60) menyebut harga cabai merah keriting saat ini berkisar Rp52 ribu per kg, atau turun dari harga sehari sebelumnya berkisar Rp58 ribu per kg.

Sedangkan, harga cabai hijau besar saat ini berkisar Rp45 ribu per kg atau turun dari Rp37 ribu per kg.

Menyikapi situasi itu, Wapres menyebut fluktuasi harga cabai di saat libur Natal dan menjelang perayaan tahun baru menjadi siklus peningkatan permintaan konsumen yang rutin terjadi setiap tahun.

"Karena Natal dan tahun baru, hari biasa turun," kata Wapres kepada pedagang.

Dalam kesempatan itu, sejumlah pedagang juga menyampaikan harapannya agar Pasar Johar bisa kembali ramai pembeli seperti yang dialami sebelum peristiwa kebakaran yang terjadi 2015 silam.

"Harapan pedagang sini supaya pasar ini kembali ramai lagi, soalnya banyak penghuni pasar sini banyak yang pindah ke mana nggak tahu," kata pedagang lainnya kepada Wapres.

Ia menyebut lebih dari separuh pedagang Pasar Johar meninggal lapak mereka usai kebakaran.

Upaya menggaet konsumen di pasar yang kini dihuni sekitar 339 pedagang itu tidak hanya dilakukan pemerintah daerah setempat dengan merevitalisasi arsitektur bangunan yang lebih modern, tetapi juga mempermudah akses transaksi konsumen secara digital.

Salah satu fasilitas yang dihadirkan adalah pembayaran nontunai QR melalui penyedia jaringan perbankan Mandiri.

Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin pantau pasar dan stunting di Jateng

Baca juga: Wapres ingatkan penyampaian fatwa keagamaan perhatikan sejumlah aspek

Baca juga: Wapres ingatkan ilmu di tangan orang berhati kotor bisa berbahaya

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023