Tanggal 5 Agustus masih bisa mengirimkan pesanan, buka lagi tanggal 11."


Jakarta (ANTARA News) - Bisnis kuliner dan jajanan semakin sibuk menjelang datangnya hari Idul Fitri, termasuk Dapur Mama Thia (DMT) yang dikelola penyanyi Cynthia Lamusu bersama suaminya, Surya Saputra. Cynthia kepada ANTARA News mengemukakan bahwa pesanan bisnis makanan yang dikelolanya secara online itu meningkat sejak awal bulan puasa.

Menyambut Ramadhan, menurut dia, pesanan makanan termasuk nasi kepel dan lauk khas Indonesia juga meningkat dua kali lipat. Apalagi, dia juga membuat kemasan khusus berupa parsel berisi hidangan-hidangan dari Dapur Mama Thia.

Dalam menjalankan bisnisnya, Cynthia mengandalkan jasa pesan antar dengan kurir miliknya.

Mengingat sumber daya manusia yang masih terbatas, perempuan yang terlibat langsung dalam proses memasak itu terpaksa membatasi pesanan. Padahal, lanjutnya, jika semua pesanan diterima, bukan tidak mungkin penjualannya meningkat hingga empat kali lipat.

"Ini kan masih termasuk industri rumahan, kurirnya juga kurir sendiri, kadang harus tolak pesanan karena lokasinya terlalu jauh," ujar perempuan bernama lengkap Prilliany Cynthia Lamusu.

Perempuan berdarah Gorontalo itu menyediakan menu khas Sulawesi, seperti sambal roa. Ada pula jambal pete, hidangan Betawi kesukaan sang suami, dan beragam lauk Indonesia lainnya, seperti dendeng suwir, pampis ikan, jambal pete, bakso pedas, dan sate garo.

Demi rasa yang otentik, dia mendatangkan langsung sebagian bahan dari Sulawesi, seperti ikan roa dan cabainya yang lebih pedas.

Dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak, dia mengemukakan, terpaksa menaikkan harga makanannya karena ongkos transportasi pun melonjak.

"Untungnya pelanggan mengerti atas keputusan tersebut," katanya.

Bila tahun lalu dia masih membuka pesanan hingga Idul Fitri tiba, lain halnya dengan tahun ini. Demi urusan pribadi bersama keluarga, dia memutuskan untuk meliburkan aktivitas DMT selama seminggu pada hari lebaran.

"Tanggal 5 Agustus masih bisa mengirimkan pesanan, buka lagi tanggal 11," tukasnya.

Ia mengemukakan pula, masih memilih bisnis secara online agar lebih leluasa mengatur jadwal.

Personil kelompok penyanyi B3 itu yakin bahwa sambal roa racikannya dapat bersaing di bisnis kuliner. Meski harga ikan roa mahal, dia mengatakan, tidak pelit dalam mencampurkan daging roa dalam racikan sambalnya.

"Kalau sambal roa buatanku punya ciri khas, daging roa-nya banyak. Jadi, bukan hanya sambal yang diberi sedikit roa demi sekadar ada aroma roa," ujarnya.

Ia menimpali, "Bukan cuma sambal, justru full roa, jadi seperti lauk. Dimakan hanya dengan nasi putih juga enak."

Lebih lanjut, Cynthia mengemukakan konsep nasi kepel yang merupakan buah pikirannya.

Nasi kuning dengan porsi kira-kira sekepal tangan itu dilengkapi lauk, lalu dibungkus dalam daun pisang hingga membentuk segi empat. Porsinya memang kecil dan praktis, meski tidak sekecil makanan bernama nasi kucing.

"Kalau dipesan sama ibu arisan, mungkin tiap orang akan ambil tiga porsi, satu dimakan, dua bungkus dimasukkan tas karena bentuknya compact," celotehnya.

Dia pun mengutarakan, sumber inspirasi dari konsep nasi kepel yang kini dibuatnya dalam berbagai pilihan lauk.

"Waktu itu aku masak untuk event penting, ulang tahun pernikahanku. Aku buat nasi kuning dengan lauk-lauknya," tuturnya.

Namun, sang suami yang sedang bekerja menyuruhnya datang ke lokasi syuting.

"Saat itu saya mikir bagaimana caranya agar semua kru kebagian, jadi aku bungkus nasi sekepal dengan daun pisang," imbuhnya.

Dengan bantuan media jejaring sosial, dia bersyukur bisa mendapatkan banyak pelanggan. Tidak hanya perorangan, tapi juga instansi perusahaan. Dapur Mama Thia memang kerap kebagian pesanan konsumsi oleh beragam bank dan kantor di pusat kota Jakarta.

"Teman-teman artis juga suka pesan, itu dari channel aku," ujarnya.

Ia menambahkan, "Untuk yang lain, promosinya dari mulut ke mulut. Aku juga berpartisipasi dalam festival-festival kuliner."



Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013