Indonesia harus terus mengembangkan produk ekspor yang bernilai tambah,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan Quran Paper (QPP) atau kertas produksi dalam negeri yang digunakan untuk mencetak kitab suci Al-Quran dengan kekuatan hingga 100 tahun memiliki nilai ekspor yang harus terus dikembangkan.

"Indonesia harus terus mengembangkan produk ekspor yang bernilai tambah," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat di Jakarta, Minggu.

Pernyataan MS Hidayat tersebut terkait dengan wakaf 100.000 mushaf Al-Quran atau Alquran sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan Asia Pulp and Paper (APP) kepada masyarakat di bulan Ramadhan.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan dirinya menyambut gembira wakaf Alquran tersebut.

"Membangun bangsa dalam segala aspek termasuk mental spiritual adalah tugas bersama. Untuk itu saya mengapresiasi wakaf Alquran APP sebagai bentuk tanggung jawab dunia industri pada lingkungannya," katanya.

Al-Quran yang diwakafkan APP diproduksi menggunakan Quran Paper yang dikembangkan APP melalui PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. Tangerang.

Quran Paper tersebut diklaim memiliki tekstur dan kualitas cetak khusus yang ringan dan halus serta kuat serta mampu bertahan hingga 100 tahun dalam penggunaan normal.

Sekitar 80-90 persen produksi kertas ini diserap pasar internasional terutama negara-negara Timur Tengah antara lain Mesir, Turki, Suriah, Lebanon yang merupakan pusat percetakan Al Quran bagi seluruh dunia.

Direktur Corporate Affairs and Communication APP Suhendra Wiriadinata mengatakan APP memang telah berinisiatif untuk mengadakan wakaf Al Quran untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

Sebagai negara dengan penduduk Islam terbanyak di dunia, Indonesia memiliki kebutuhan kitab suci Al Quran yang sangat besar.

Kementerian Agama memperkirakan kebutuhan itu mencapai dua juta mushaf per tahun pada tahun 2011.

Namun, hingga kini pencetakan secara nasional baru bisa memenuhi sekitar 50 ribu hingga 60 ribu mushaf saja.

"Akses mendapatkan Al Quran tentu semakin sulit didapat oleh mereka yang tinggal di pedalaman dan daerah-daerah terpencil di perbatasan," katanya.

(W004/T007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013