Jakarta (ANTARA) - Iga Swiatek merasa siap untuk menghadapi Olimpiade Paris 2024, yang akan dimainkan musim panas ini di Roland Garros, setelah mengalami tekanan pada Olimpiade Tokyo 2020.

Pentingnya Olimpiade bervariasi bagi petenis, namun Swiatek memiliki hubungan khusus dengan pesta olahraga terakbar dunia itu. Ayahnya, Tomasz, berkompetisi di Olimpiade 1988 sebagai atlet dayung.

Swiatek melakukan debutnya sendiri di Olimpiade pada 2021. Dia kalah di babak kedua dari Paula Badosa.

"Yang pasti tekanannya sangat besar. Maksud saya, Anda bisa lihat setelah saya kalah melawan Paula, saya menangis, itu adalah keributan besar," ujar Swiatek, seperti disiarkan laman WTA, Jumat.

"Kali ini akan sedikit berbeda. Saya mengetahui tempatnya. Ini akan menjadi permukaan favorit saya. Di sisi lain, ini juga memunculkan lebih banyak ekspektasi dari luar."

"Saya kira saya harus melakukan pekerjaan yang sama seperti yang saya lakukan di setiap turnamen lainnya. Saya tidak akan berbohong pada diri sendiri bahwa ini akan mudah atau sama karena akan sedikit berbeda."

Baca juga: Juara bertahan Swiatek disingkirkan Ostapenko dari US Open

Tahun lalu, petenis berusia 22 tahun itu memulai musimnya di United Cup dengan menyandang predikat No.1. Dua belas bulan kemudian, dia kembali melakukan hal yang sama, kali ini memimpin Polandia di Perth.

Namun, bagi Swiatek ini bukan lah hal yang sama. Saat ia bersiap untuk pertandingan pertamanya musim ini pada 30 Desember melawan Beatriz Haddad Maia dari Brasil, Swiatek berada di tengah evolusi, yang ia perkuat dengan performa sempurnanya di WTA Finals di Cancun untuk mengalahkan Aryna Sabalenka, sekaligus finis di peringkat No.1 tahun ini.

"Memainkan pertandingan terakhir di Cancun dengan beban berat di pundak saya dalam hal peringkat, itu memberi saya kepercayaan diri yang besar," kata Swiatek.

"Saya belajar banyak tentang diri saya sendiri. Saya akan memanfaatkan pada 2024."

"Sejujurnya, saya menantikan turnamen-turnamen yang akan diadakan di Australia. Saya ingin menjalaninya selangkah demi selangkah. Saya merasa lebih siap menghadapi tekanan menjadi peringkat 1 dunia tahun ini dibandingkan tahun lalu."

Di belakang Swiatek dan Hubert Hurkacz, Polandia merupakan unggulan teratas di United Cup. Pelatih terbaik WTA Tahun Ini Tomasz Wiktorowski berencana menggunakan pekan ini untuk membangun kesuksesan di Olimpiade.

"Jelas kami tidak akan bisa berlatih ganda campuran terlalu sering, jadi ini adalah kesempatan yang sangat bagus bagi kami untuk bermain untuk negara kami dan pada saat yang sama, berlatih untuk Olimpiade," kata Wiktorowski.

"Kami selalu mengatakan bahwa kami selalu ada di sini sekarang untuk turnamen ini, tapi, ya, dengan Iga kami memikirkan tentang Olimpiade. Mungkin kami akan memiliki satu kesempatan lagi di Indian Wells -- ada sebuah ekshibisi kecil di mana kami bisa bermain ganda campuran."

"Kami memiliki peluang untuk meraih medali Olimpiade. Kami akan berlatih di sini dan berusaha memberikan kualitas terbaik yang kami bisa ke lapangan," ujar Wiktorowski.

Baca juga: Swiatek puncaki daftar atlet putri dengan bayaran tertinggi 2023
Baca juga: Swiatek ungkap cerita di balik kemenangannya di Final WTA

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2023