... semoga kita bisa terus merawat, tidak hanya membangun TMII,
Jakarta (ANTARA) -
Masyarakat Indonesia mungkin tak asing lagi dengan destinasi wisata edukasi dan wisata budaya Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah atau lebih dikenal dengan TMII.
 
Berdiri di tanah seluas 150 hektare di Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, TMII hadir sebagai rangkuman kebudayaan 33 provinsi bangsa Indonesia dalam bentuk miniatur kepulauan Nusantara, mulai dari Sabang hingga Merauke serta berbagai ribuan corak adat dan kebudayaan.
 
Masing-masing adat dan budaya Indonesia ini telah menjadi identitas setiap daerah di seluruh penjuru Nusantara.
 
Kekayaan Nusantara itulah yang menjadi gagasan pembangunan Taman Mini "Indonesia Indah" (TMII) oleh Ibu Negara Siti Hartinah, atau yang lebih dikenal sebagai Ibu Tien Soeharto.
 
Gagasan tersebut terinspirasi dari pidato Presiden Soeharto mengenai keseimbangan pembangunan umum pada tahun 1971. Namun, gagasan tentang pembangunan suatu miniatur sudah mulai dimunculkan Ibu Tien Soeharto para 13 Maret 1970 dalam sebuah rapat Yayasan Harapan Kita di Jalan Cendana No. 8 Jakarta.
 
Dalam catatan sejarah, TMII mulai dibangun pada tahun 1972, dengan topografi asli TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya.
 
Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lanskap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.
 
Salah satu elemen penting dalam TMII adalah Danau Archipelago yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengah-tengah taman. Di sekeliling danau ini terdapat anjungan daerah yang mewakili 26 provinsi yang ada di Indonesia pada tahun 1975.
 
Setiap anjungan daerah memiliki rumah adat, benda-benda budaya, pakaian tradisional, tarian, dan tradisi daerah masing-masing. TMII diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1975 dengan nama Taman Mini "Indonesia Indah".
 
Taman Mini "Indonesia Indah" pun hadir sebagai rangkuman kebudayaan 33 provinsi bangsa Indonesia dalam bentuk miniatur kepulauan Nusantara lengkap dengan anjungan daerah, bangunan dan arsitektur tradisional, kesenian daerah, taman rekreasi, dan berbagai macam wahana yang menawarkan sarana seni, rekreasi, dan edukasi bagi pengunjung.
 
Sejak kali pertama dibuka, kepemilikan dan pengelolaan TMII berada di bawah Yayasan Harapan Kita, milik keluarga Presiden Soeharto. Namun, pada April 2021, kepemilikan TMII diambil alih oleh Kementerian Sekretariat Negara RI.
 
Sejak bulan Juli 2021, Kemensetneg menyerahkan kepemilikan TMII kepada PT  Taman Wisata Candi Borobudur, anak usaha dari perusahaan BUMN yang bergerak di sektor pariwisata, yakni InJourney.
 
Pada Januari 2022, TMII mulai direvitalisasi sebagai bentuk persiapan untuk mendukung penyelenggaraan rangkaian acara pendukung KTT G20 Bali pada November 2022 di Jakarta. Namun, TMII masih dibuka untuk umum, hingga akhirnya ditutup sementara pada 17 Mei 2022.
 
Renovasi tersebut meliputi sejumlah wahana dan fasilitas, mulai dari penanganan jalan kawasan TMII, penataan area gerbang utama, renovasi joglo (Sasono Utomo, Sasono Langen Budoyo, Sasono Adiguno) dan renovasi museum.
 
Renovasi juga menyasar penataan lanskap pulau-pulau di Danau Archipelago, renovasi Museum Teater Garuda, Museum Telkom dan Keong Mas, serta struktur parkir.
 
Revitalisasi itu dilaksanakan melalui kolaborasi Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian BUMN.
 
 
Revitalisasi ramah lingkungan
 
Revitalisasi TMII mengangkat konsep "Indonesia Opera", yang mengembalikan konsep awal TMII sebagai sinopsis dari kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia, dengan melakukan penataan ulang kawasan, agar sesuai dengan sebagaimana mestinya.
 
Tujuannya, agar pengunjung dapat langsung merasakan kemajemukan budaya Indonesia begitu masuk ke dalam TMII. Konsep Indonesia Opera juga memiliki desain yang ramah lingkungan, yaitu terdiri atas 70 persen ruang hijau dan 30 persen bangunan sesuai konsep awal di tahun 1972 sehingga ruang hijau diperluas.
 
Direktur Utama TMII Claudia Ingkiriwang pada Februari 2023 mengatakan TMII menghadirkan destinasi ramah lingkungan dan berkelanjutan bernama "Green TMII" guna memenuhi kenyamanan dan permintaan pengunjung akan suasana udara sejuk dan asri.
 
"Di kawasan TMII sebanyak 70 persen ruang terbuka hijau dan 30 persen bangunan," katanya.
Sejumlah pengunjung menggunakan sepeda di kawasan wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Rabu (19/2/2023). ANTARA/Syaiful Hakim
 
Konsep penghijauan di TMII itu agar pengunjung--terutama yang tinggal di Jakarta yang sudah sulit menemukan area hijau bisa berekreasi dengan aman-- nyaman dalam udara yang bersih.
 
"Semacam oasis bagi masyarakat metropolitan," kata Claudia.
 
Selain perluasan ruang hijau, TMII telah dibuat menjadi sebuah kawasan rendah emisi, di mana pengunjung sudah tidak dapat mengelilingi kawasan TMII menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi. Sebagai gantinya, pengunjung dapat menggunakan angkutan bebas emisi yang tersedia di dalam kawasan, seperti kereta gantung, aeromovel Garuda Kencana, dan layanan angkutan keliling (angling).
 
Untuk layanan angkutan keliling sendiri, menggunakan armada kendaraan mikrobus bertenaga listrik, yang menjangkau seluruh kawasan TMII dengan empat koridor yang berbeda. Pengunjung yang ingin menaiki layanan angling harus menunggunya di halte bus yang ada di seluruh kawasan. Selain menggunakan layanan angling, pengunjung juga dapat menyewa skuter listrik, mobil golf, atau sepeda.
 
"Ini sesuai dengan konsep TMII secara umum sebagai etalase Indonesia atau 'show case of Indonesia'," ucap Claudia.

 
Wajah baru TMII
 
Pada 1 September 2023, Presiden Joko Widodo pun telah meresmikan proyek revitalisasi wajah baru TMII yang menelan anggaran sebesar Rp1 triliun lebih.
 
"Alhamdulillah revitalisasi TMII sejak Januari 2022, pada hari ini telah selesai dengan menelan anggaran Rp1 triliun, Rp70 miliar, plus Rp200 miliar dari PT InJourney," kata Presiden Jokowi dalam pidato Peresmian Renovasi TMII.
 
Dengan revitalisasi itu, diharapkan masyarakat bisa menikmati dan mengunjungi wajah baru TMII yang tertata rapi, lebih hijau, lebih indah, dan lebih nyaman.
 
Proyek tersebut juga sekaligus mengembalikan TMII ke rencana induk kawasan, yaitu 70 persen ruang terbuka hijau dan 30 persen bangunan.
 
"Revitalisasi ini sekaligus mengembalikan bagaimana semangat awal yang digagas Ibu Tien Soeharto dan kalau siang mestinya TMII sekarang ini bisa lebih sejuk, karena konsepnya telah dikembalikan seperti masterplan awal, yaitu 70 persen ruang terbuka hijau dan 30 persen bangunan," ujarnya.
 
Jokowi mengatakan sebanyak 33 anjungan daerah berikut fasilitas museum pada destinasi wisata yang mengusung tema Jelajah Indonesia itu telah dipercantik dengan konsep inclusive, culture, dan smart.
 
"Saya yakin, dengan wajah baru TMII ini, akan menjadi sebuah ikon besar pariwisata di Jakarta dan tentu juga di Indonesia," katanya.
 
 
Empat filosofi TMII
 
Kementerian BUMN menyebutkan wajah baru TMII yang diwujudkan melalui proyek revitalisasi didasari oleh empat filosofi.
 
Filosofi pertama, kata Menteri BUMN Erick Thohir, yaitu inklusivitas dengan tetap mempertahankan kekuatan Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
 
TMII hadir sebagai destinasi wisata yang terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat yang saling bertoleransi dan menghargai budaya.
 
Filosofi hijau juga diterapkan di kawasan TMII melalui kebijakan pemanfaatan kendaraan listrik di sekitar kawasan berikut pasokan energi yang ramah lingkungan.
 
"70 persen TMII kita pertahankan hijau dan kendaraan yang masuk kita usahakan untuk listrik, dan seluruh lampu dan line energi untuk green," katanya.
 
Filosofi berikutnya adalah kecerdasan melalui implementasi platform digital, sebagai representasi Indonesia di masa depan.
 
"Kita lihat bagaimana kemodernan bangsa kita di mana sistem yang dilakukan di sini semua serba teknologi. Kita mulai dengan ticketing, nanti ada juga pemandangan yang serba digital," ujarnya.
 
Terakhir, filosofi budaya di mana TMII menjadi destinasi wisata yang merepresentasikan ragam budaya Indonesia.
 
Filosofi itu diwujudkan melalui optimalisasi kegiatan seni dan budaya, dan ragam atraksi di panggung-panggung terbuka sehingga pengunjung berkesempatan untuk menyaksikan langsung pergelaran seni dan budaya, serta terlibat menjadi bagian dari budaya itu sendiri.
 
"Inilah kita persembahkan, semoga kita bisa terus merawat, tidak hanya membangun TMII," katanya.
 
Konsep pengelolaan TMII kekinian yang mencakup green, smart, culture, dan inclusive. Wajah baru ini akan menjadi ikon wisata kultural dan saran edukasi keragaman budaya Indonesia.
 
Salah satu yang diandalkan dalam wajah baru TMII adalah Danau Archipelago dengan atraksi air mancur atau dancing fountain show dengan tema cerita rakyat Indonesia.
 
Terdapat juga Jagat Satwa Nusantara yang merupakan penegasan konsep taman satwa yang telah selesai direvitalisasi atas ketiga wahana satwa, yaitu Taman Burung, Museum Komodo, Dunia Air Tawar, dan Serangga.
Tugu Api Pancasila Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. ANTARA/HO-Humas TMII
 
Meski revitalisasi memakan biaya Rp1 triliun lebih, tiket masuk TMII tidak ada kenaikan, yakni Rp25.000 per orang, kendaraan roda dua Rp15.000/unit, mobil Rp25.000/unit, dan bus Rp50.000/unit.
 
Harga tiket itu masih terbilang murah karena pengunjung bisa berkeliling TMII sepuasnya mulai dari pukul 06.00 WIB hingga 17.00 WIB.













 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023