... Salman bilang 'ibu, jangan nangis'... "
Jakarta (ANTARA News) - Sebagian besar warga Jakarta boleh jadi merayakan Idul Fitri 1434 di rumah bersama anggota keluarga mereka, tetapi beberapa merasakan keramaian yang berbeda dengan menjalani hari ini ini di rumah sakit.

Nor Hidayati sedang khusyuk berzikir di mushalla Ar-Rahman Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebelum azan zuhur berkumandang.

"Anak saya dirawat sejak Selasa pekan lalu," cerita perempuan yang biasa disapa Ida usai salat berjamaah.

Muhammad Zaky, buah hatinya yang baru berusia 2 tahun 4 bulan terlahir dengan kondisi jantung bocor. Ia membawa Zaky dari tempat tinggal mereka di Banjarmasin untuk mendapatkan perawatan di Jakarta.

"Sekarang, Zaky nggak sadar, koma. Hasil CT Scan ada pembengkakan otak," katanya lirih.

Berdua dengan suaminya, ia menunggu Zaky di ruang perawatan intensif. Anak pertamanya ia titipkan di tempat sang nenek karena ia dan suaminya harus tetap di Jakarta untuk merawat Zaky.

Cerita lain bergulir dari Sumini yang datang untuk menjenguk sepupunya yang sudah sebulan ini dirawat di rumah sakit itu karena menderita kelumpuhan pada kakinya.

Datang dari Tangerang, ia bermaksud mengunjungi Yanto sepupunya di daerah Pasar Baru untuk bersilaturahmi Lebaran. Begitu mendapat kabar sepupunya berada di rumah sakit, Sumini yang datang bersama suami dan dua anaknya pun langsung meluncur ke RSCM.

"Saya kaget melihat kondisinya. Kakinya mengecil karena lumpuh. Nangis saya melihatnya," kata Sumini sambil mengusap air matanya.

Sumini yang tidak tega pun memilih tidak berlama-lama berada di kamar inap, sambil menunggui kedua anaknya yang tidak boleh masuk karena berusia di bawah 13 tahun.

M. Achmadi (43) pun tidak mengikuti salat Idul Fitri tahun ini karena istrinya mendadak muntah hebat dan pingsan karena penyakit lambung yang dideritanya.

"Kata dokter lambungnya luka," kata Achmadi yang tinggal di Jakarta Selatan itu.

Bersama dengan keluarganya, Niar Yarlis, ia menunggu hasil pemeriksaan di luar IGD. Yarlis mengatakan ia pun tidak sempat menunaikan salat Ied karena harus bergegas ke rumah sakit sejak pukul 5 pagi.

"Saya tidak salat tadi, apalagi bawa kue untuk dinikmati di sini," kata Yarlis.

Meski harus menjalankan Lebaran kali ini di rumah sakit, Maskuroh (39) tidak mengeluh. Dengan sabar ia menunggui anak laki-lakinya yang kemarin menjalani operasi luka bakar.

"Kalau dipikirin, sedih ya. Tapi, saya 'khan harus tegar," kata Maskuroh, warga Ulujami.

Salman Alfarisi (7), putranya, menderita luka bakar di sebagian besar tubuhnya akibat kecelakaan saat bermain api, beberapa hari menjelang Idul Fitri. Suatu kali, Maskuroh yang tidak kuasa menahan tangis akhirnya menitikkan air mata.

"Setelah itu, Salman bilang 'ibu, jangan nangis', makanya saya berusaha tetap tegar," katanya.

Pertama kali berlebaran di rumah sakit, mereka semua tentu sedih karena tidak dapat berkumpul di rumah dengan keluarga lainnya. Yarlis pun memetik hikmah dari Idul Fitri tahun ini.

"Mungkin biar ngerasain gimana rasanya orang-orang lain yang Lebaran di rumah sakit," katanya.

Sambil menikmati hari raya di rumah sakit, mereka terus berdoa demi kesembuhan keluarga mereka.

"Harapannya semoga hari ini Zaki sadar," tutup Ida sambil beranjak ke kamar anaknya.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013