Penurunan Nilai Tukar Petani perikanan disebabkan turunnya indeks harga perikanan tangkap sebesar 1,90 persen.
Manokwari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua Barat pada Desember 2023 sebesar 99,81 persen atau mengalami kenaikan tipis 0,49 persen jika dibandingkan periode November 2023.

Kepala BPS Papua Barat Merry saat konferensi pers, di Manokwari, Selasa, mengatakan peningkatan NTP ditopang oleh peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan indeks harga yang dibayar petani.

"Indeks harga yang diterima petani 112,81 atau meningkat 0,64 persen, sedangkan indeks harga dibayar petani 113,02 atau hanya meningkat 0,15 persen," kata Merry.

Ia menjelaskan bahwa nilai tukar petani subsektor hortikultura pada Desember 2023 mencapai 95,86 atau meningkat 2,05 persen dibanding November 2023, tanaman pangan 105,30 atau meningkat 0,21 persen, dan peternakan 107,24 atau naik 0,45 persen.

Dua subsektor lainnya mengalami penurunan indeks yaitu subsektor perkebunan rakyat yang tercatat 98,96 atau turun 0,64 persen apabila dibandingkan periode November 2023 dan subsektor perikanan 96,71 atau turun 1,81 persen.

"Penurunan Nilai Tukar Petani perikanan disebabkan turunnya indeks harga perikanan tangkap sebesar 1,90 persen," ujar Merry.

Dia menuturkan, ada empat komoditas penyumbang meningkatnya indeks harga yang diterima petani periode Desember 2023 adalah cabai rawit 0,59 persen, ayam pedaging 0,07 persen, tomat 0,13 persen, dan ikan cakalang 0,06 persen.

Selain itu, terdapat komoditas dominan penyumbang kenaikan indeks harga yang dibayar petani, seperti beras 0,16 persen, bawang merah 0,06 persen, cabai rawit 0,04 persen, dan gula pasir 0,04 persen.

"Masing-masing ada empat komoditas yang mempengaruhi kenaikan indeks harga diterima petani maupun yang dibayarkan petani," kata Merry.

Menurut Merry, peningkatan nilai tukar petani sejalan dengan kinerja nilai tukar usaha pertanian yang juga mengalami peningkatan sebesar 103,42 atau 0,64 persen dibandingkan periode November 2023.

Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh indeks harga yang diterima para petani di Papua Barat mencapai 112,81 atau meningkat 0,64 persen dengan komoditas penyumbang utama adalah cabai rawit, tomat, ayam ras pedaging, dan ikan cakalang.

Nilai tukar usaha pertanian subsektor hortikultura memberikan kontribusi terbesar dengan capaian 2,16 persen, tanaman pangan 0,31 persen, dan subsektor peternakan naik sebesar 0,52 persen.

"Dua subsektor yang mengalami penurunan nilai tukar usaha pertanian adalah tanaman perkebunan rakyat (-0,48 persen) dan perikanan (-1,49 persen)," ujar Merry pula.
Baca juga: Nilai tukar petani Papua Barat naik 0,08%

Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024