Yerusalem (ANTARA) - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Kamis (4/1) mengatakan bahwa warga Palestina akan menjalankan urusan sipil di Jalur Gaza, sementara Israel akan mempertahankan kendali keamanan di wilayah kantong itu setelah konflik berakhir.

Gallant menguraikan visi Gaza pascakonflik dalam konferensi pers hariannya, dengan mengatakan bahwa "tidak akan ada kehadiran warga sipil Israel di Jalur Gaza setelah tujuan perang tercapai."

"Penduduk Gaza adalah warga Palestina, oleh karena itu badan-badan Palestina akan bertanggung jawab dengan syarat tidak ada permusuhan dengan Israel," imbuhnya.
 
   Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant (kanan) bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan di Tel Aviv, Israel, pada 14 Desember 2023. (Kementerian Pertahanan Israel/Handout via Xinhua)


Mengenai siapa yang akan mengawasi keamanan di Gaza usai konflik, Gallant bersumpah bahwa Israel tidak akan mengizinkan Hamas untuk memerintah Gaza atau membahayakan keselamatan rakyatnya dan oleh karena itu akan memberikan kebebasan bertindak di Gaza.

Dia mengatakan Israel akan memasuki apa yang disebutnya sebagai Tahap III konflik tersebut, yang akan mencakup serangan, penghancuran terowongan "teror", aktivitas udara dan darat, dan operasi khusus.

Malam harinya, Kantor Pers Pemerintah Israel mengeluarkan sebuah pernyataan yang menguraikan tujuan tempur dari Tahap III operasi militer Israel di Gaza, yakni pengikisan titik-titik "teror" yang tersisa di daerah tersebut.

"Di wilayah Jalur Gaza selatan, sejumlah upaya operasional difokuskan untuk menghabisi kepemimpinan Hamas dan memungkinkan kembalinya para sandera," kata pernyataan itu, seraya menegaskan bahwa pertempuran "akan terus berlanjut selama itu dianggap perlu."
 
Foto yang dirilis Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada 1 Januari 2024 memperlihatkan pasukan Israel melakukan operasi militer di Jalur Gaza.  (Pasukan Pertahanan Israel/Handout melalui Xinhua)



 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024